Suara.com - Risau dengan bahan baku obat kanker yang terus-terusan mengimpor di saat angka pengidap kanker yang terus meningkat, Menteri Kesehatan Nila Moeloek sampaikan apresiasi kepada PT Brightgene Biomedical Indonesia yang memproduksi bahan baku obat kanker.
"Tetapi sayangnya beberapa obat kanker dan hepatitis yang ada pada saat ini masih merupakan obat impor,” ungkap Menteri Nila dalam sambutannya di lokasi pabrik di Karawang Barat, Jawa Barat, Kamis, (8/8/2019)
Berdasarkan data Riskesdas 2018, didapat angka pengidap kanker meningkat dari 1,4 per mil di 2013 menjadi 1,8 per mil di 2018. Sama halnya dengan angka hepatitis yang juga naik dari 0,2 persen pada 2013 menjadi 0,4 persen pada 2018.
Peningkatan angka untuk kanker dani hepatitis ini seolah tidak sejalan dengan pasokan obat dalam negeri yang masih selalu mengimpor antivirus hepatitis B dan obat kanker.
“Kita bersyukur bahwa investasi industri farmasi terus meningkat dari tahun ke tahun, dalam kurun waktu 3 tahun setelah Inpres diterbitkan,” lanjut Menkes.
Langkah ini tentu saja sejalan dengan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
Sedangkan Peraturan Menteri Kesehatan No.17 Tahun 2017 terkait Rencana Aksi Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan akan jadi acuan untuk setiap elemen di pemerintahan dan sektor swasta untuk mengembangkan industri bahan baku obat dan mengurangi impor.
Di saat bersamaan, beberapa industri luar negeri Belanda, Jerman, Korea Selatan, Cina, dan India rencananya akan diajak bekerja sama dengan industri farmasi untuk memproduksi obat. Di sinilah kemudian terbentuk transfer teknologi dan diharapkan ke depan dapat menjadi bidang usaha yang menjanjikan.
"Saya berharap agar PT BrightGene Biomedical Indonesia dapat terus berinovasi untuk menghasilkan bahan baku obat lain yang dapat digunakan untuk produk kesehatan dengan tetap memerhatikan pemenuhan standar mutu dan juga berkiprah di pasar global,” tutup Menkes.
Baca Juga: IKABDI Nilai Kemenkes Tak Ada Kejelasan soal Obat Kanker Usus Besar
Hingga kini, setidaknya sudah tercatat sebanyak 10 pabrik farmasi yang terus mengalami perkembangan, baik dari sisi kimia, biosmiliar, dan alami. Targetnya 2021 nanti Indonesia optimis turunkan sebanyak 15 persen obat impor.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia