Suara.com - Tak Hanya pada Anak, Dermatitis Atopik Juga Serang Orang Dewasa dan Lansia.
Masalah kulit Dermatitis Atopik (DA) tidak hanya dapat menjangkiti bayi dan anak-anak yang memiliki kulit sensitif. Lebih dari itu, DA yang juga merupakan penyakit kulit kronis tersebut ternyata dapat menyerang semua umur dari bayi sampai dengan lansia lintas jenis kelamin.
Menurut data World Allergy Organization sendiri, prevalensi penderita DA pada anak lebih tinggi dari orang dewasa dengan presentase sebesar 5-30% pada anak dan 1-10% pada orang dewasa dari seluruh populasi dunia.
Ditemui dalam acara Seminar Media bertajuk 'Waspadai Dermatitis Atopik Serang Semua Umur dan Jenis Kelamin' di Jakarta, dr. Anthony Handoko, SpKK, FINDV mengatakan bahwa DA merupakan penyakit kulit yang diturunkan secara herediter sehingga tidak mengenal terminologi 'sembuh', melainkan 'terkontrol'.
"DA dapat dicetuskan oleh banyak faktor, antara lain cuaca panas, perubahan cuaca, keringat yang banyak, debu, daya tahan menurun, stress dan gigitan seranggga. Secara umum penderita DA cenderung memiliki kulit yang cenderung kering, dan gejala utama pada penderita DA adalah merah dan gatal, sehingga sering disebut dengan istilah eczema atau eksim," kata dokter sekaligus CEO Klinik Pramudia tersebut di Jakarta, Rabu, (14/8/2019).
Tentang DA pada dewasa dan manula, dr. Ronny Handoko, SpKK, Spesialis Kulit senior mengatakan umumnya faktor risiko yang menyebabkan DA pada dewasa dan manula adalah udara panas, sinar matahari, keringat tubuh, debu yang berlebih, bahan pakaian polyester dan wool, jenis kelembaban sabun, stress, pre-menstrual, makanan tertentu, bahan ditergent yang digunakan, dan menggunakan sesuatu dari bahan logam imitasi, karet dan plastik.
"Pada prinsipnya, pasien dewasa dan manula akan merasakan gejala dan lokasi luka yang sama. Gejala utamanya berupa gatal kronis dengan variasi ringan sampai berat yang menimbulkan ruam dan dapat ditemukan dimuka, leher, punggung, tungkai, lipatan lengan. Hal ini tentunya sangat mengganggu bagi kehidupan sosial karena akan menimbulkan rasa gatal dan tidak nyaman bagi pasien, bahkan dapat menumbuhkan rasa minder karena luka yang ditimbulkan," jelasnya.
Untuk itu baik dr. Anthony maupun dr. Ronny menekankan pentingnya peran keluarga atau pengasuh yang memahami kondisi pasien DA untuk memastikan rutinitas pasien tetap higenis.
"Segera konsultasikan ke dokter spesialis kulit sedini mungkin bila anak Anda atau orang di sekeliling Anda memiliki keluhan gatal dan merah yang berulang (kronis) dan memiliki gejala penyerta lainnya seperti bersin-pada pagi hari, mata bengkak, dan keluhan asma, agar mendapatkan pengobatan DA dan perawatan DA yang tepat," tutup dr. Anthony.
Baca Juga: Rawan Banjir, Warga Penjaringan Dapat Edukasi Soal Penyakit Kulit
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Kenapa Anak Muda Sekarang Banyak Terserang Vertigo? Ini Kata Dokter
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut