Suara.com - Amitabh Bachchan didiagnosis mengidap tuberkulosis atau TBC sejak 2000 silam. Tapi, ia mengaku tidak mengetahuinya hingga delapan tahun kemudian.
Ia mengungkapkan, kemungkinan dirinya tidak akan tahu kalau saja ia tidak melakukan pemeriksaan rutin.
Pria 76 tahun ini mengatakan, hanya dengan diagnosis yang memungkinkan untuk menemukan obatnya.
"Ada obatnya. Bahkan dengan TBC. Saya tidak tahu selama hampir 8 tahun saya menderita TBC. Saya terus mengatakan dengan ketidaksopanan bahwa jika itu bisa terjadi pada saya, (itu bisa terjadi) kepada siapa pun. Karena itu, jika Anda tidak mau dites sendiri, maka Anda tidak akan pernah tahu dan tidak akan ada obat untuk itu," kata suami Jaya Bachchan ini, melansir India Today.
Tuberkulosis merupakan penyakit disebabkan oleh bakteri yang menyebar melalui udara dari orang ke orang ketika orang dengan penyakit TBC batuk, berbicara, atau bernyanyi. Orang-orang terdekat mungkin menghirup bakteri ini dan menjadi terinfeksi.
Melansir Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), ada dua jenis kondisi TBC, yaitu infeksi TB laten dan penyakit TB.
Bakteri TBC dapat hidup di dalam tubuh tanpa membuat pengidap sakit, inilah infeksi TB laten.
Ini terjadi karena pada kebanyakan orang yang mengirup bakteri TBC dan menjadi terinfeksi, tubuh mampu melawan bakteri untuk menghentikan mereka tumbuh.
Orang dengan infeksi TB laten tidak merasa sakit, tidak memiliki gejala, dan tidak dapat menyebarkan bakteri TB ke orang lain.
Baca Juga: Amitabh Bachchan Terinfeksi Hepatitis B, Ini Cara Agar Istri Tidak Tertular
Nah, ketika bakteri TB menjadi aktif dan berkembang biak, pengidap akan beralih dari infeksi TB laten menjadi sakit dengan penyakit TB.
Saat sudah menjadi penyakit tuberkulosis, penderita akan memunculkan gejala dan dapat menyebarkan bakteri TBC.
Setelah menjalani pengobatan yang cukup lama, akhirnya Bachchan dinyatakan bebas dari TBC.
"Alasan saya mengungkapkan adalah saya merasa kata 'survivor' entah bagaimana adalah kata yang sangat kuat. Ketika saya mengatakan saya selamat dari TB, sepertinya saya selamat dari kecelakaan pesawat atau tenggelamnya kapal," tutupnya.
Berita Terkait
-
Kematian Akibat TBC Lampaui Covid-19, Menko PMK: Skrining dan Kampanye Harus Masif!
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Puskesmas Gambir Lakukan Skrining Massal untuk Deteksi Dini TBC
-
Alarm Darurat TBC: Indonesia Peringkat 2 Dunia, Menko PMK Sebut Lebih Gawat dari Covid-19
-
Mendagri Tito: Kunci Utama Penanganan TBC Adalah Keseriusan Kepala Daerah
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?