Suara.com - Keberhasilan unicorn dan unit pelaksana tugas (UPT) di bidang kesehatan membuat Kementerian Kesehatan menggelar Parade Inovasi Bidang Kesehatan 2019. Ada 92 inovasi yang dipamerkan, salah satunya peluncuran Aplikasi SehatPedia 2.0 oleh Kemenkes.
“Saya berharap inovasi-inovasi yang telah dikembangkan mampu membangun ekosistem integrasi yang baik yang mampu meningkatkan kinerja, efisiensi dan efektifitas dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan dapat benar-benar diimplementasikan dengan baik,” ujar Menkes Letjen TNI (Pur.) Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad(K) di Kemenkes RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (13/11/2019).
Aplikasi ini merupakan pengembangan dari aplikasi sebelumnya, yang berubah menjadi 8 fitur seperti health chat, health article, healthcare, live fit, E-Policy, E-Magz, E-Journal, dan Medical ID.
S
ementara itu, dari inovasi yang ada dilakukan dalam bidang pelayanan publik, kesehatan dan tata kelola yang diusulkan oleh 34 UPT Ditjen Pelayanan Kesehatan dan 14 RS di daerah. Inovasi ini diprediksi bisa membangun integrasi agar pelayanan lebih efektif dan efisien serta tidak bertele-tele.
“Layanan kesehatan online dan sistem pendukung kinerja dan manajemen fasilitas pelayanan kesehatan dirasa sangat perlu untuk berbenah dengan memaksimalkan teknologi IT guna mencapai efektifitas dan efisiensi sumber daya,” tutur Menkes Terawan.
Menurutnya, konsep e-health dikembangkan dengan basis IT, kerjasama swasta dan lembaga profit, serta bisa menjangkau masyarakat dalam mengakses informasi kesehatan publik, seperti rumah sakit, ketersediaan dokter, ruang rawat inap, obat, atau bahkan jadwal periksa dokter ahli.
"Unicorn seperti ini, Kemenkes ingin membantu lewat Sehatpedia, otomatis akan memfasilitasi masyarakat yang ingin menggunakan layanan unicorn berbasis e health ini. Menurut saya merupakan peluang yang sangat terbuka, saya ingin lihat yang di pedesaan, e-health tidak membawa dokter saja tapi logistik juga," ungkapnya.
"Drone sekarang sudah hebat, angkut 4 kilogram, darah, vaksin bisa dikirim. Dan saya kira dengan teknologi GPS modalnya murah hanya listrik, drone di charger listrik, teknologi semakin bisa menjari alternatif masyarakat yang tidak terjangkau," tutupnya.
Baca Juga: Demi Pasien Kanker, Kemenkes Diminta Ubah Permenkes Soal Obat Trastuzumab
Berita Terkait
Terpopuler
- Berapa Tarif Hotman Paris yang Jadi Pengacara Nadiem Makarim?
- Upgrade Karyamu! Trik Cepat Bikin Plat Nama 3D Realistis di Foto Miniatur AI
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Pelatih Irak Soroti Kerugian Timnas Indonesia Jelang Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Cara Buat Foto Miniatur Motor dan Mobil Ala BANDAI dengan AI yang Viral di Medsos!
Pilihan
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
Isu PHK Massal Gudang Garam: Laba Perusahaan Anjlok Parah, Jumlah Karyawan Menyusut?
-
8 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Terbaik September 2025, Baterai Awet Kamera Bening
-
Harga Emas Naik Terus! Emas Antam, Galeri24 dan UBS Kompak di Atas 2 Juta!
-
Tutorial Dapat Phoenix dari Enchanted Chest di Grow a Garden Roblox
Terkini
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini