Suara.com - Bunuh diri adalah masalah yang sangat sensitif dan kompleks dengan banyak penyebab. Kita sendiri tidak pernah bisa sepenuhnya mengetahui alasan di baliknya.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat hampir 40% dari beberapa negara memiliki lebih dari 15 kematian akibat bunuh diri per 100 ribu pria, hanya 1,5% terjadi pada wanita.
Bahkan, di Amerika Serikat sendiri, pria 3,5 kali lebih mungkin melakukan bunuh diri daripada wanita.
Meski wanita lebih rentan terhadap depresi, dan juga lebih kemungkinan bunuh diri juga, tetapi metode yang digunakan pria seringkali lebih ganas. Membuatnya lebih mungkin berhasil sebelum siapa pun dapat mencegahnya.
Sebuah studi terhadap 4.000 lebih pasien rumah sakit yang terlibat dalam tindakan melukai diri sendiri menemukan, pria memiliki tingkat niat bunuh diri yang lebih tinggi daripada wanita.
Berdasarkan BBC, salah satu faktor risiko kunci dari kasus ini adalah komunikasi. Selama beberapa generasi, banyak masyarakat mempertahankan stigma bahwa "laki-laki harus kuat".
Ia menambahkan, masyarakat juga mengondisikan anak laki-laki sejak usia sangat muda untuk tidak mengekspresikan emosi, karena itu berarti mereka lemah.
Selain itu, cara komunikasi antar orangtua dan anak juga memengaruhi. "Para ibu berbicara lebih banyak kepada anak perempuan mereka daripada anak laki-laki," tutur Mara Grunau, direktur eksekutif di Pusat Pencegahan Bunuh Diri di Kanada.
Tetapi pria mungkin kurang mengakui ketika mereka merasa sedih, baik kepada diri mereka sendiri, teman, atau dokter umum.
Baca Juga: Meski Gejala Umum Sama, Depresi pada Wanita dan Pria Itu Berbeda
Peneliti juga menilai laki-laki lebih jarang mencari bantuan untuk menyembuhkan kesehatan mental mereka. Alih-alih mencari bantuan melalui sarana kesehatan yang sudah ada, beberapa pria mungkin berusaha mengobati diri sendiri dan ini tentu berbahaya.
"Cenderung ada lebih banyak penggunaan narkoba dan alkohol di antara pria, yang mungkin mencerminkan kesulitan yang mereka rasakan. Tapi kita tahu bahwa hal itu menambah masalah bunuh diri," tutur psikolog Jill Harkavy-Friedman, wakil presiden penelitian untuk American Foundation for Suicide Prevention.
Padahal, minum alkohol dapat memperparah depresi dan meningkatkan perilaku impulsif. Perilaku mengonsumsi alkohol juga merupakan faktor risiko untuk bunuh diri.
Memang tidak ada perbaikan langsung untuk masalah kompleks ini. Tapi sejumlah program, kebijakan, dan organisasi nirbala telah membuat terobosan.
Di Australia misalnya, kelompok pencegahan kesehatan mental dan bunuh diri berusaha mengubah paradigma budaya. Caranya antara lain memberlakukan R U OK Day ( hari nasional yang didedikasikan untuk mengingatkan masyarakat agar speak-up pada orang sekitar untuk menjaga kesehatan mental), mendorong pendekatan menggunakan prinsip shoulder-to-shoulder dan Mates in Construction (hotline untuk krisis kejiwaan dan dorongan bunuh diri).
"Secara keseluruhan, ada penekanan pada 'membuatnya tidak masalah bagi pria untuk berbicara tentang perasaan mereka', dan itu diakui sebagai tanda kekuatan," kata O'Driscoll.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online