Suara.com - Banyak orang yang percaya bahwa air hujan dapat membuat kita sakit, terutama flu dan demam. Padahal, sebenarnya air hujan tidak secara langsung dapat membuat kita sakit.
Flu disebabkan oleh virus, oleh karenya, kita harus benar-benar terinfeksi virus influenza agar terkena penyakit ini.
Namun, sebenarnya ada faktor lain dari hujan yang membuat Anda memiliki kemungkinan terserang penyakit.
Melansir World of Buzz, ketika kita basah, tubuh akan merasa kedinginan. Kondisi dingin inilah yang menekan sistem kekebalan tubuh Anda, sehingga rentan terhadap penyakit.
Dalam kondisi ini juga, virus flu memiliki peluang tinggi untuk menyebar dan berkembang pada orang-orang yang terpapar.
Ketika sistem kekebalan tubuh dalam kondisi bagus, Anda akan pulih dalam waktu singkat. Oleh karena itu, hal terpenting ketika Anda merasa kedinginan adalah untuk langsung menghangatkan tubuh.
Selain dingin, ada beberapa hal dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menurun.
- Stres, sebuah studi menemukan, paparan signifikan terhadap stres dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
- Pola makan yang buruk. Oleh sebabnya, menjaga asupan nutrisi adalah hal yang penting untuk menjaga tubuh Anda tetap sehat.
Baca Juga: Hindari Makanan Ini ketika Sakit Perut, Salah Satunya Terong
- Kurang tidur. Antibodi dan sel yang menjaga kesehatan tubuh Anda akan berkurang ketika Anda tidak cukup tidur.
- Kurang olahraga. Sudah menjadi rahasia umum jika olahraga adalah kunci dari tubuh yang sehat, dan tentu memiliki dampak baik pada sistem kekebalan Anda.
Faktor lainnya adalah ketika air hujan yang turun bercampur dengan debu, sedangkan debu mengandung banyak bakteri dan virus. Setelah itu debu menyebar ke udara. Kombinasi ini menyebabkan orang-orang terpapar bakteri atau virus, akibatnya menjadi mudah terinfeksi.
Pada dasarnya, ketika kekebalan tubuh Anda tidak 100 persen bagus, Anda lebih mudah terserang bakteri atau penyakit apa pun yang menyebar di sekeliling Anda. Namun jika Anda sehat, maka kemungkinan besar akan baik-baik saja asalkan langsung mengeringkan tubuh setelah kehujanan.
Berita Terkait
-
Napas Anak Terasa Cepat? Jangan Tunda! Ini Langkah Darurat Mengatasi Gejala RSV Menurut Dokter
-
Viral! Netizen Salfok dengan Peringatan soal Air Hujan Tercemar: Siapa yang Mau Mangap Saat Gerimis?
-
Lonjakan Kasus Flu di Perkotaan, Benarkah Dipicu Perubahan Iklim?
-
BRIN Temukan Mikroplastik di Air Hujan Jakarta, Begini Imbauan Kemenkes
-
Mikroplastik di Air Hujan Bisa Picu Stroke? Ini Penjelasan Lengkap BRIN dan Dinkes
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- 9 Mobil Bekas dengan Rem Paling Pakem untuk Keamanan Pengguna Harian
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
Pilihan
-
Kelangsungan Usaha Tidak Jelas, Saham Toba Pulp Lestari (INRU) Digembok BEI Usai Titah Prabowo
-
Satu Calon Pelatih Timnas Indonesia Tak Hadiri Proses Wawancara PSSI, Siapa?
-
5 HP Tahan Air Paling Murah untuk Keamanan Maksimal bagi Pencinta Traveling
-
Rupiah Dijamin Stabil di Akhir Tahun, Ini Obat Kuatnya
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
Terkini
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci