Suara.com - Bencana banjir yang melanda Jabodetabek telah menelan 43 korban jiwa meninggal dunia per Jumat (3/1/2020) pukul 09.00 WIB. Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 3 orang di antaranya meninggal dunia akibat hipotermia.
Hipotermia salah satu penyakit yang rentan menyerang korban banjir, terutama pada anak-anak yang terlalu lama terperangkap banjir. Kondisi ini terjadi ketika suhu tubuh turun di bawah tingkat yang aman dan bisa berakibat fatal.
Dalam kondisi sehat, dilansir dari medicalnewstoday.com, tubuh mempertahankan suhunya relatif stabil sekitar 37 derajat celcius. Jika lingkungan terlalu dingin atau tubuh tidak mampu menghasilkan panas yang cukup, suhu inti bisa turun dan terjadi hipotermia.
Ketika hipotermia mulai terjadi, seseorang akan lebih sulit berpikir, bergerak dan mengambil tindakan pencegahan. Kondisi ini berbahaya karena situ orang yang memiliki hipotermia tidak akan berusaha untuk menjaga diri mereka tetap hangat dan aman.
Jika orang hipotermia sudah berhenti menggigil, hal ini justru menandakan bahwa kondisi mereka semakin memburuk. Seseorang berisiko berbaring, tertidur, dan sekarat.
Adapun gejala hipotermia yang paling umum, antara lain
- Menggigil berlebihan
- Napas melambat
- Bicara melambat
- Kecanggungan
- Kebingungan
Seseorang yang memiliki kelelahan berlebihan, denyut nadi lemah atau tidak sadar juga bisa menjadi tanda hipotermia. Perawatan medis pada orang dengan hipotermia sangat diperlukan segera untuk mencegah komplikasi.
Semakin lama orang menunggu perawatan medis, makan makin banyak kemungkinan munculnya komplikasi akibat hipotermia, seperti yang dilansir dari healthline.com berikut ini:
- Radang dingin atau kematian jaringan yang merupakan komplikasi paling umum ketika jaringan tubuh membeku.
- Chilblains atau kerusakan saraf dan pembukuh darah
- Gangren atau kerusakan jaringan
- Parit kaki, yang merupakan penghancuran saraf dan pembuluh darah dari perendaman air.
Dalam kasus yang lebih serius, hipotermia berat bisa menyebabkan kematian.
Baca Juga: Bayi Sungsang Jadi Alasan Syahnaz Sadiqah Pilih Operasi Cesar
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah