Suara.com - 5 Berita Kesehatan: Coronavirus Menular ke Manusia, Dampak Filler Gagal
Otoritas kesehatan China mengonfirmasi bahwa novel coronavirus (nCoV) penyebab pneumonia bisa menular dari manusia ke manusia. Bagaimana caranya?
Ada pula dampak filler bibir yang gagal hingga wacana travel ban ke China karena pneumonia.
Semuanya tersaji lengkap di berita kesehatan menarik hari ini, Selasa (21/1/2020).
1. China Konfirmasi Pneumonia Coronavirus Bisa Menular Manusia ke Manusia
China Konfirmasi Pneumonia Coronavirus Bisa Menular Manusia ke Manusia
Otoritas kesehatan China mengonfirmasi kabar terkait risiko penularan novel coronavirus (nCoV) yang menyebabkan pneumonia berbahaya.
2. Ramai Kasus Pneumonia, Akankah Indonesia Keluarkan Travel Ban ke China?
Baca Juga: Tidak Hanya Pikiran, Emosi Negatif Memiliki Dampak Buruk pada Kesehatan!
Ramai Kasus Pneumonia, Akankah Indonesia Keluarkan Travel Ban ke China?
Kasus pneumonia di China yang disebabkan oleh Novel Coronavirus (nCoV) menimbulkan kekhawatiran. Sebab, kasus pneumonia tersebut juga ditemukan di beberapa negara lain seperti Jepang dan Korea.
3. Filler Bibir Gagal, Wajah Wanita Ini Bengkak Sampai Satu Mata Buta
Seorang mantan model glamor tidak bisa mengenali dirinya setelah perawatan filler bibir menyebabkan wajahnya bengkak. Akhirnya, perawatan gagal itu membuatnya mengalami buta permanen di salah satu matanya.
Mulanya, wanita bernama Carol (47) ini ingin membuat wajahnya terlihat lebih muda dengan melakukan dermal filler. Perawatan ini dilakukan dengan menyuntikan sesuatu di dahinya tetapi perawatan ini gagal.
4. Kasus Pencabulan 11 Bocah di Tulungagung, KPAI Desak Pelaku Ditempel Chip
Kasus Pencabulan 11 Bocah di Tulungagung, KPAI Desak Pelaku Ditempel Chip
Kasus pencabulan yang dilakukan oleh Ketua Ikatan Gay Tulungagung (IGATA), Mochammad Hasan terhadap 11 anak laki-laki di Tulungagung, mendapat perhatian khusus dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia atau KPAI.
5. Terapi Akupuntur Bisa Bantu Atasi Tumor dan Kanker, Ini Penjelasannya!
Anda pasti sudah tidak asing dengan akupuntur yang merupakan perawatan tradisional China. Sebuah studi baru pun menemukan bahwa perawatan akupuntur China bisa mengatasi tumor hingga kanker.
Tim ilmuwan China mengadaptasi teknik pengobatan tradisional ini untuk menciptakan bentuk elektro-kemoterapi pada tikus yang menderita tumor otak. Hasilnya, tumor tikus percobaan mengalami penyusutan kurang dari 1 persen dari ukuran awalnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?