Suara.com - Pemerintah Indonesia saat ini sedang meningkatkan kewaspadaan terhadap virus corona. Pasalnya, Indonesia punya risiko mengingat tanah air memiliki penerbangan langsung dari China menuju Indonesia.
Tidak hanya penerbangan, kapal laut juga ada akses langsung dari dan menuju China, lalu berlabuh di pelabuhan Indonesia.
Itu sebabnya, pakar penyakit tropis dan infeksi dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Dr. dr. Erni Juwita Nelwan, Sp.PD-KPTI, FACP, FINASIM, Ph.D mengatakan sudah seharusnya Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) memiliki regulasi atau aturan khusus untuk mengidentifikasi mereka yang baru datang dari Wuhan, China.
"Tapi kalau dari Wuhan, sih, KKP harus punya regulasinya, kesehatan pelabuhan. Harusnya kantor kesehatan pelabuhan itu, harusnya masuk dari Wuhan belum sakit, itu harusnya sudah ada pintu masuk di sini, karena kalau sudah bergejala sebenarnya itu sudah sakit," ujar Dr. Erni di kantor Sekretariat PB IDI, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2020).
Mencari mereka yang belum bergejala namun telah melakukan perjalanan ke Wuhan, dirasa Dr. Erni sangat penting untuk mencegah jangan sampai mereka jatuh sakit.
Dokter yang berpraktik di RSCM Jakarta itu melanjutkan, mereka yang belum bergejala ini juga perlu diinkubasi agar virus tidak menularkan pada banyak orang lainnya. Mengingat, persebarannya melalui airborne atau udara, sehingga penularannya sangat mudah dan tidak terlihat.
"Jadi, mereka (KKP) harus menskrining, koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi untuk persiapan. Orang kan sebelum sakit ada inkubasinya, inkubasi ini belum sakit tapi bisa menularkan karena virusnya ada di dalam badannya," jelasnya.
Sedangkan buat mereka yang sudah bergejala, maka keluarga atau orang terdekatnya yang ada kontak dengan mereka yang suspect atau terduga, juga harus dilakukan pemeriksaan.
Antisipasi dari KKP ini juga akan membantu rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan. Apalagi tidak semua rumah sakit memiliki ruang isolasi dan inkubasi. Dan aturan ini tidak hanya berlaku di Bali yang terdapat 3 orang sebagai suspect atau dicurigai, tapi di semua pelabuhan.
Baca Juga: Dibanding SARS dan MERS, Virus Corona Baru dari China Dinilai Tidak Agresif
"Untuk seluruh layanan kesehatan, nggak cuma Bali, tapi Bali mungkin lebih banyak kasusnya, karena banyak pendatang," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- Jelajah Rasa! Ini Daftar Kota di Jawa Tengah yang Jadi Surganya Pecinta Kuliner
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya