Suara.com - Bertambahnya jumlah korban meninggal akibat virus corona semakin meresahkan masyarakat. Apalagi banyak informasi mengenai penyebaran virus corona yang tidak akurat beredar di kalangan masyarakat.
Salah satunya, sejumlah orang mulai khawatir bersentuhan dengan hewan jenis apapun karena tidak ingin tertular virus corona.
Pastinya semua informasi tentang virus corona ini tidak semuanya benar. Dokter Reisa Broto Asmoro pun turut menjelaskan mengenai mitos seputar virus corona melalui channel Youtube miliknya.
1. Mitos: Virus corona Wuhan bisa ditularkan melalui peliharaan
Menurut Reisa Broto, virus corona memang diduga disebabkan oleh kelelawar atau ular. Tapi bukan berarti semua hewan bisa menularkan penyakit ini.
Sejauh ini, WHO belum menemukan bukti hewan peliharaan seperti kucing dan anjing bisa menularkan virus corona.
Tapi, sebaiknya berhati-hati dengan selalu mencuci tangan menggunakan sabun dan air setelah menyentuh hewan peliharaan.
2. Mitos: Virus corona bisa menular dari barang yang diimpor atau dikirim dari China
Virus hanya bisa hidup di sel yang hidup. Maka dari itu, virus tidak akan hidup di benda yang tidak memiliki sel hidup.
Baca Juga: Dikira Virus Corona, Warga Ogah Tolong Pria Gagal Jantung hingga Meninggal
Jadi, sangat tidak mungkin kalau virus corona ditularkan melalui benda mati, barang-barang yang dibuat atau dikirim dari China. Apalagi pengirimannya bisa memakan waktu berminggu-minggu
Tapi, lebih baik Anda membersihkan barang-barang yang dikirim dari China sebelum menggunakannya. Misalnya, barang tersebut berupa pakaian. Maka Anda perlu mencucinya sebelum digunakan, karena mungkin saja ada virus atau bakteri lain yang terbawa juga, tapi bukan virus corona.
3. Mitos: Virus corona hanya menyerang lansia
Hampir seluruh kematian akibat virus corona terjadi pada lansia. Tetapi, bukan berarti hanya lansia atau anak-anak dengan daya tahan tubuh lemah yang bisa terinfeksi virus corona.
Semua orang bisa terinfeksi virus corona. Apalagi orang dengan penyakit bawaan asma, diabetes dan jantung akan lebih berisiko mengalami kefatalan akibat infeksi virus corona.
Dalam kasus ini, kebanyakan pasien meninggal akibat virus corona juga memiliki penyakit bawaan yang memicu kefatalan.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
-
5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
-
Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat