Suara.com - Kanker masih menjadi salah satu penyebab angka kematian di Indonesia tinggi. Menurut data yang dirlilis oleh GLOBOCAN, suatu badan epidemiologi kanker di bawah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2018 kejadian kanker di Indonesia mencapai 350 ribu, dengan angka kematian 200 ribu per tahun.
Hal ini disebabkan oleh terlambatnya penanganan penyakit, meski sebenarnya layanan medis untuk mendeteksi serta menangani kanker cukup berkembang.
"Ada beberapa yang masih menjadi keprihatinan kami, para klinisi, yakni keterlambatan penanganan pasien akibat rasa takut periksa dan pengobatan," jelas ahli hematologi onkologi medik FK-KMK UGM, dr. Mardiah Suci Hardianti, PhD, SpPD-KHOM, Selasa (4/2/2020).
Tak hanya itu, banyak juga pasien yang lebih memilih mencari pengobatan alternatif.
Padahal, kanker tidak dapat ditangani dengan pengobatan atau terapi alternatif saja. Sebab, kanker bukanlah sesuatu penyakit yang bisa sembuh dengan metode pengobatan coba-coba.
"Keterlambatan akibat terapi coba-coba yang paling fatal adalah keterlambatan saat pasien bertemu dokter untuk menjalani pengobatan secara medis petama kalinya hingga menimbulkan kesulitan-kesulitan , serta tentunya penurunan keberhasilan terapi,” tegas Mardiah.
Sesuai dengan tema Hari Kanker Sedunia tahun ini, yaitu I Am and I Will, Mardinah mengatakan pendidikan atau edukasi perlu diberikan kepada masyarakat untuk mendorong mereka melakukan upaya deteksi dini melalui cek kesehatan secara berkala.
Selain itu, mendorong masyarakat untuk melakukan pemeriksaan apabila merasa ada suatu gejala yang kemungkinan berhubungan dengan kanker.
"Semakin dini kanker ditemukan maka pengobatan akan semakin mudah dan keberhasilan pengobatan akan semakin tinggi. Upaya-upaya deteksi dini menjadi PR bagi kita semua, tidak hanya para pelayan kesehatan dalam masyarakat," tandasnya.
Baca Juga: Hari Kanker Sedunia, Menteri Terawan Sebut Gaya Hidup Ini Harus Diubah
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?