Suara.com - Beberapa hari ini, tepatnya sejak Senin (2/3/2020), setelah pemerintah mengumumkan adanya kasus virus corona di Indonesia, masyarakat mulai panik.
Kepanikan ini pada akhirnya menyebabkan beberapa kelompok masyarakat melakukan panic buying, fenomena pembelian produk tertentu akibat berada di bawah tekanan.
Berdasarkan perspekstif ilmu saraf, bagian otak yang memproses rasa takut dan emosi (amygdala) sudah terlalu aktif ketika menghadapi ancaman. Aktivasi tinggi ini sementara waktu mematikan pemikiran rasional seseorang.
"Kita tidak dapat bernalar secara rasional, kita lebih mudah dipengaruhi oleh pemikiran kelompok, perilaku kita menjadi irasional," kata psikolog klinis Hong Kong, Cindy Chan, dilansir South China Morning Post, Rabu (4/3/2020).
Menanggapi fenomena ini, Singapore Psychological Society mengeluarkan pesan bagaimana cara merespons kepanikan serta 'pertarungan' antar-kelompok masyarakat akibat virus corona, sebagai berikut:
- Orang perlu mengakui bahwa mereka sama-sama sedang menghadapi kondisi yang sulit, membuktikan dan mengakui ketakutan satu sama lain, serta memberi jeda untuk mempertimbangkan tanggapan orang lain.
- Masyarakat perlu saling menghormati, menyatakan perasaan tidak nyaman atau cemas jika masalah terlalu sulit untuk ditangani, dan juga memperhatikan ketidaknyamanan orang lain.
- Ada kebutuhan bagi setiap orang untuk menjalankan tanggung jawab individu dan membeli sesuai keperluan.
- Orang harus beralih ke sumber informasi dan pengecekan fakta yang dapat diandalkan.
- Masyarakat perlu 'berhenti sejenak' untuk memikirkan bagaimana cara menyuarakan keluhan, tertutama secara online, yang dapat menimbulkan stres dan ketegangan tambahan.
"Kita bisa berusaha memahami perspektif dan pilihan yang berbeda, daripada terlibat dalam permainan menyalahkan," tulis Singapore Psychological Society, bersama dengan pesan di atas.
"Mari kita lindungi, tidak hanya kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental dan komunitas tempat kita tinggal. Bersama-sama kita dapat berperan dalam membangun masyarakat yang lebih tangguh dalam menghadapi krisis," tambah mereka.
Berita Terkait
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Cara Membuat Masker Beras agar Wajah Glowing, Mudah dan Murah Meriah
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
7 Masker Wajah Murah untuk Mengatasi Flek Hitam, Harga Mulai Rp2 Ribuan
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Kenapa Anak Muda Sekarang Banyak Terserang Vertigo? Ini Kata Dokter
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut