Suara.com - Ilmuwan Australia mengklaim obat kutu kepala ivermectin dapat membunuh virus corona janis baru dalam dua hari dalam sebuah uji coba laboratorium.
Obat yang dikategorikan sebagai antiparasit ini telah digunakan sejak 1980-an untuk mengobati dan mencegah penyakit yang berkaitan dengan parasit pada manusia, hewan peliharaan, dan ternak.
Pada pengobatan Covid-19, ivermectin disebut dapat mengurangi jumlah DNA virus terkait sel sebanyak 99,8%. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan efektivitas obat ini pada manusia yang terinfeksi SARS-CoV-2.
Secara umum, obat antiparasit ini tersedia dalam bentuk tablet, krim atau lotion.
Untuk mengonsumsi bentuk tablet pun perlu memperhatikan aturan pada label atau dari dokter.
Dilansir Drugs, ivermectin ini tidak boleh dikonsumsi dalam jumlah besar atau lebih lama dari yang direkomendasikan dokter.
Seiring dengan efek yang diperlukan, obat ini juga dapat menyebabkan beberapa efek samping, termasuk demam, pruritus, dan ruam kulit.
Reaksi ini umumnya terjadi selama tiga hari pertama setelah mengonsumsi obat dan kemungkinan disebabkan oleh tingkat infeksi parasit, mobilisasi sistemik, dan pembunuhan mikrofilaria.
Sebagian besar reaksi biasanya dapat diobati dengan aspirin, asetaminofen dan/patau antihistamin.
Baca Juga: Kenali Obat Kutu Ivermectin yang Diklaim Dapat Membunuh Corona dalam 2 Hari
Obat ini juga dapat memengarui sistem saraf dan reaksi yang terjadi adalah pusing, sakit kepala, mengantuk, vertigo, dan tremor.
Untuk memastikan ivermectin aman, seseorang harus memberi tahu dokter apabila mereka memiliki:
1. Penyakit hati atau ginjal.
2. Kanker, HIV atau AIDS, atau kondisi lain yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan