Suara.com - RSUP Persahabatan Hanya Terima Kasus Covid-19 Sedang dan Berat, Mengapa?
Dirut Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan Rita Rogayah mengingatkan agar rumah sakit yang melayani pasien dengan pemantauan (pdp) virus corona sebaiknya dipilah terlebih dahulu sebelum dirujuk ke RS rujukan Covid-19. Hal itu untuk mengurangi penumpukan pasien di RS rujukan.
Rita mengatakan, sebagai salah satu RS rujukan, RSUP persahabatan menerima 60 sampai 80 pasien rujukan dalam satu hari. Namun yang bisa ditangani hanya sekitar 12-15 persen.
"Kami harus menata kasus bagaimana yang bisa kami terima untuk ditangani. Maka kami bagi kasus menjadi ringan, sedang, dan berat. Kasus ringan sekitar 30-40 persen, sedang 30-60 persen, dan berat 10-15 persen. Dari kasus rujukan tersebut yang kami dapat tangani sekitar 12-15 persen. Jadi kami imbau untuk semua rumah sakit agar merujuk kasus-kasus pada RS rujukan sebaiknya dipilah pada kasus sedang dan berat," papar Rita dalam konferensi pers melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Rabu (8/4/2020).
Untuk kasus Covid-19 dengan gejala ringan, Rita mengatakan, bisa dirujuk pada rumah sakit Wisma Atlet Kemayoran. Atau pun bisa juga dengan melakukan isolasi mandiri di rumah.
Rita menjelaskan bahwa RS rujukan dikhususkan untuk pasien dengan gejala sedang dan berat. Karena kasus berat diperkirakan akan membutuhkan ruangan ICU.
"Karena itu kami seluruh rumah sakit di Jakarta akan memperluas kapasitas untuk kasus-kasus ICU," ucapnya.
Ruta berharap, seluruh pihak bisa memahami bahwa kasus covid-19 harus diatasi dengan ruangan isolasi. Sehingga tidak mudah semua pasien bisa ditangani di rumah sakit.
"Untuk itu mari bersama-sama menjaga supaya kita semua setelah diketahui positif harus segera berobat dan kita ditentukan ke mana fasilitas kesehatan tersebut. Rumah sakit rujukan siap menangani kasus sedang atau berat," ucap Rita.
Baca Juga: Tak Patuhi Seruan Anies, Masih Banyak Pengguna KRL Bandel Tak Pakai Masker
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
Terkini
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?