Suara.com - China Khawatir, 68 Persen Pasien Positif Covid-19 Tak Memiliki Gejala
Kekhawatiran baru muncul di China di tengah kabar baik tidak adanya korban meninggal baru karena virus Corona Covid-19. Sebab, muncul kasus positif virus Corona Covid-19 yang kini tak bergejala.
Lebih dari dua per tiga kasus Covid-19 yang dilaporkan di China sejak 31 Maret sampai 7 April tidak memiliki gejala. Penelitian tersebut dirilis oleh Komisi Kesehatan Nasional (NHC) pada Selasa (7/4/2020).
"Kami tidak tahu apa arti angka-angka ini tanpa memiliki data yang sama pada pasien tanpa gejala selama tiga bulan terakhir," kata Leo Poon Lit-man, kepala divisi laboratorium ilmu kesehatan masyarakat di Universitas Hong Kong pada South China Morning Post (SCMP).
“Tapi yang kami tahu adalah bahwa pasien tanpa gejala ini bisa menjadi pra-gejala dan menular meskipun tidak menunjukkan gejala," tambahnya.
Meskipun tidak memiliki gejala, pasien-pasien tersebut menurut Leo Poon Lit-man tetap harus dirawat.
Mengalihbahasakan SCMP, dari 885 kasus yang dilaporkan dalam periode delapan hari tersebut, setidaknya ada 601 orang yang positif tanpa gejala. Artinya sekitar 68 persen orang tidak mengalami gejala signifikan.
"Dari 601, hampir setengahnya (279) dilaporkan di Hubei, provinsi China Tengah di jantung epidemi virus corona awal ketika itu dimulai pada akhir tahun lalu," kata pihak NSC pada SCMP.
Pada Selasa (7/4/2020) sebanyak 199 kasus baru dilaporkan di daratan China, 137 tidak menunjukkan gejala.
Baca Juga: Pergub PSBB Jakarta Terhambat, Anies Ngotot Ojol Boleh Bawa Penumpang
Poon mengatakan bahwa pengujian serologis yang luas diperlukan untuk menentukan proporsi sebenarnya dari pasien tanpa gejala. Tes-tes ini mencari antibodi dalam darah yang biasanya berkembang dalam tiga hingga empat minggu setelah infeksi.
Profesor Yang Jiong dari divisi pengobatan paru-paru dan perawatan kritis di Rumah Sakit Zhongnan, Universitas Wuhan, memperingatkan tentang risiko yang ditimbulkan oleh penderita tanpa gejala dengan dicabutnya lockdown di Wuhan.
Dalam sebuah wawancara dengan Health Times, ia mengatakan mungkin ada antara 10.000 hingga 20.000 kasus tanpa gejala di Kota Wuhan.
"Meskipun saat ini tampaknya kasus asimptomatik memiliki infektivitas yang relatif rendah, mereka menular dan kita harus tetap berjaga-jaga," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- Terbongkar dari Tato! Polisi Tetapkan Pria Lawan Main Lisa Mariana Tersangka Kasus Video Porno
- Buntut Tragedi SMA 72 Jakarta, Pemerintah Ancam Blokir Game Online Seperti PUBG
Pilihan
-
Keuangan WIKA 'Berlumur Darah' Imbas Whoosh, Bosnya Pasrah Merugi
-
Respons Berkelas Dean James usai Bikin Gol Spektakuler ke Gawang Feyenoord
-
Pahitnya Niat Baik: Guru Dipecat Karena Kumpulkan Rp20 Ribu untuk Gaji Honorer
-
Pemerintah Mau 'Bebaskan' Reynhard Sinaga, Predator Seksual Terkejam di Sejarah Inggris
-
Bahlil soal Izin Tambang di Raja Ampat : Barang Ini Ada, Sebelum Saya Ada di Muka Bumi!
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak