Suara.com - Kepala pengujian pemerintah Inggris telah mengakui bahwa tidak satu pun dari 3,5 juta tes antibodi yang dipesan dari China cocok untuk digunakan secara luas.
Mengalihbahasakan dari Independent, Profesor John Newton mengatakan tes tersebut hanya dapat mengidentifikasi kekebalan pada orang yang sakit parah dengan Covid-19.
"Tidak cukup baik untuk layak diluncurkan dalam skala yang sangat besar," ujarnya pada The Times.
Alat tes yang dipesan oleh Inggris disebut dapat mengidentifikasi Covid-19 hanya dalam waktu 15 menit. Oleh karena itu, pemerintah berencana untuk melakukan tes mandiri menggunakan alat tersebut untuk orang tidak bergejala atau bergejala ringan.
"Berdasarkan pada fakta bahwa kita mungkin hanya membeli tes yang ada dan saat ini penilaiannya adalah bahwa tes dengan alat ini tidak akan menjadi hal terbaik untuk dilakukan," tambahnya.
Prof Newton yang juga direktur peningkatan kesehatan masyarakat di Kesehatan Masyarakat Inggris (PHE) mengatakan bahwa evaluasi tes dari ilmuwan akan dapat memperbaikinya.
Sementara itu, berbagai perusahaan mulai kekurangan bahan untuk tes selain tes antibodi dari China. Presiden Institute of Biomedical Science (IBMS), Allan Wilson menyuarakan keprihatinan bahwa laboratorium di seluruh negeri kekurangan bahan penting yang diperlukan untuk menguji 100.000 orang per hari pada akhir April.
"Perhatian utama saya adalah bahwa kita tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi target yang ditetapkan. Kami masih berjuang untuk memenuhi target itu," kata Allan Wilson.
"Kami memiliki staf di seluruh negeri, ilmuwan biomedis dan peralatan siap serta staf yang terlatih untuk melakukan pengujian, tetapi kami benar-benar berjuang untuk mendapatkan bahan habis pakai, bahan kimia dan alat uji yang kami butuhkan untuk melakukan tes ini," tambahnya.
Baca Juga: Jogja Panas Karena Inti Panas Bumi Pindah, Netizen: Kuliahku 6 Tahun Gagal
Dalam sebuah pernyataan, IBMS mengatakan ada masalah besar mengenai keandalan jutaan tes antibodi yang dibeli oleh pemerintah Inggris dari China.
"Setidaknya satu dari 10 orang yang dites positif pada tes antibodi akan menjadi positif palsu," kata pihak IBMS.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya