Suara.com - Bagi pengidap diabetes, puasa di bulan Ramadan perlu perencanaan khusus. Jangan sampai kadar gula darah Anda berkurang terlalu banyak, yang pada akhirnya dapat membahayakan kesehatan.
Itulah sebabnya dokter yang merawat penderita diabetes sering memiliki pedoman puasa untuk pasien.
Dilansir US News, berikut tips yang bagus untuk dipertimbangakn jika Anda memiliki diabetes dan berencana untuk puasa.
1. Rencanakan dengan dokter sebelum berpuasa
Jika Anda memiliki diabetes yang terkontrol dengan baik, berpuasa hanya akan berisiko kecil.
Namun, apabila Anda memiliki fluktuasi gula darah 'liar', misalnya dari 400 mg/dL menjadi 50 mg/dL pada hari lain, dokter umumnya akan menyarankan untuk tidak berpuasa.
2. Terus periksa kadar gula darah saat puasa
"Pemantauan yang sering mengurangi risiko hipoglikemia (gula darah rendah) dan hiperglikemia (gula darah tinggi) dan membantu mengontrol kadar gula darah," tutur Dr. Raveendran AV, asisten profesor kedokteran di Government Medical College di Manjeri, Malappuram, India.
Amy Kimberlain, pendidik diabetes bersertifikat di Diabetes Research Institute dengan Fakultas Kedokteran Universitas Miami Miller, menyarankan untuk memeriksanya lebih sering dari biasanya, tidak hanya saat berbuka puasa saja.
Baca Juga: Termasuk Diabetes, Waspadai 10 Masalah Kesehatan Berisiko pada Milenial
"Memantau glukosa darah Anda secara teratur selama puasa adalah kunci untuk menghindari masalah darurat kesehatan," katanya.
3. Tetap gunakan insulin atau regimen pengobatan apa pun yang direkomendasikan dokter
Misalnya, George Grunberger, ahli endokrinologi dari Grunberger Diabetes Institute di Bloomfield Hills, Michigan, mengatakan beberapa pasien yang menggunakan insulin sebagai pengobatan, berpikir harus menghentikannya selama puasa.
"Itu mungkin berlaku untuk beberapa pasien dengan diabetes tipe 2, tetapi untuk tipe 1, hidup Anda tergantung padanya (insulin), dan Anda tidak dapat menghentikan insulin basal," peringatnya.
4. Makan makanan sehat saat sahur
AV mengatakan penderita diabetes harus makan makanan mengandung karbohidrat kompleks dan serat tinggi. Juga banyak minum cairan saat sahur.
Berita Terkait
-
Usia 20-an Kena Diabetes? Cek Kebiasaanmu Sekarang Juga!
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Diabetes Bukan Penyakit Orang Tua, Ini 5 Cara Simpel Biar Gen Z Gak Kena Sakit Gula
-
Ramadhan 2026 Kurang Berapa Hari Lagi? Siap-siap Sambut Bulan Puasa
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
Terkini
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia