Suara.com - Ledakan angka kelahiran bayi digadang-gadang dapat terjadi usai pandemi corona Covid-19. Ini tidak terlepas dari dampak imbauan untuk tinggal di rumah aja.
Namun hal menarik dikatakan oleh para ahli di Amerika. Dilansir dari dari Today, mereka mengatakan bahwa pandemi tidak akan menghasilkan ledakan angka kelahiran Amerika sembilan bulan dari sekarang.
Bahkan, mereka memprediksi kebalikannya, dan mungkin untuk tahun-tahun mendatang.
Ada beberapa alasan pandemi ini tidak akan membuat ledakan bayi. Profesor Universitas Wisconsin, Christine B. Whelan mengatakan salah satu alasannya yakni "orang-orang ketakutan".
"Pasangan-pasangan tidur di malam hari di telepon mereka, membaca berita CNN atau New York Times memeriksa berbagai infeksi dan total kematian," katanya. Hal tersebut menurutnya tidak kondusif untuk waktu berhubungan intim.
Ini terutama berlaku untuk orang tua yang serumah dengan anak-anak. Penelitian menunjukkan bahwa terutama bagi para ibu, menghabiskan banyak waktu di rumah bersama anak-anak membuat mereka merasa kurang bergairah dalam hubungan seks karena kelelahan.
"Kami tidak bisa tidur nyenyak. Kami mengalami mimpi-mimpi gelisah. Banyak orang menganggur. Semua kecemasan eksistensial ini tidak bertambah," kata Whelan.
Profesor ekonomi Universitas Maryland dan rekan senior Brookings, Melissa Kearney mengatakan kepada Today, bahwa bersama dengan faktor-faktor ini, ekonomi akan memainkan peran besar dalam kurangnya ledakan bayi sebagai hasil dari pandemi.
Faktor kunci kelahiran, katanya, adalah "pro-siklus": Ketika pengangguran rendah dan upah tinggi, jumlah bayi yang lahir akan naik. Orang akan menunggu untuk menambah keluarga mereka sampai situasi ekonomi mereka lebih baik, penelitian menunjukkan.
Jadi sementara pandemi corona Covid-19 telah menyebabkan lockdown yang telah memaksa orang untuk menghabiskan banyak waktu terkurung bersama, pandemi Covid-19 telah menyebabkan "guncangan ekonomi yang sangat besar".
Baca Juga: Banyak Masyarakat Sepelekan Masalah Corona, Anies: Tergantung Pendidikannya
Hal ini membuat orang Amerika "memiliki kerawanan ekonomi yang meluas" dan menurunkan angka kelahiran bayi, bahkan mungkin untuk tahun-tahun mendatang.
"Pemulihan ekonomi akan menjadi "jalan panjang". Tidak akan ada kelahiran kembali yang cepat. Kelahiran yang tidak terjadi sekarang karena situasi ini tidak akan terjadi nanti," jelas Kearney.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terpopuler: Geger Data Australia Soal Pendidikan Gibran hingga Lowongan Kerja Freeport
- Mengupas MDIS: Kampus Singapura Tempat Gibran Raih Gelar Sarjana, Ijazahnya Ternyata dari Inggris!
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Petaka Arsenal! Noni Madueke Absen Dua Bulan Akibat Cedera Lutut
-
Ngamuk dan Aniaya Pemotor, Ini Rekam Jejak Bek PSM Makassar Victor Luiz
-
Menkeu Bakal Temui Pengusaha Rokok Bahas Cukai, Saham-saham 'Tembakau' Terbang
-
Jurus Menkeu 'Koboi' Bikin Pasar Cemas Sekaligus Sumringah
-
IHSG Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah, Saham-saham Rokok Jadi Pendorong
Terkini
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar