Raissa mencoba membawa bekal selada dan daging setiap hari sembari menghitung jumlah kalori alias kalori defisit. Dia juga rutin menghitungnya lewat aplikasi penghitung kalori.
Menurut Raissa, selada yang memiliki 0 kalori ini cukup mengenyangkan dan enak saat diolah. Selama dua minggu ia melakukannya, berat badan Raissa turun menjadi 98 kg.
Ia juga mulai berolahraga meskipun awalnya cukup sulit. Akan tetapi Raissa gigih untuk terus berjuang dan olahraga pun menjadi rutinitasnya.
Sempat terbentur, diet konsumsi selada ini tak bertahan lama karena Raissa mengaku tak mampu menahan godaan makanan enak. Meski tak menyukai minuman manis dan bersoda, ia sangat menyukai gorengan.
"Akhirnya aku tetap makan apa aja tapi aku perhatiin kalori yang masuk ke badan aku dan melakukan defisit kalori," lanjutnya.
Berat badannya sempat naik-turun saat Raissa mulai masuk ke jenjang perkuliahan.
Akhirnya ia merutinkan pola makan dengan sarapan roti atau minuman sereal, makan siang apa saja, makan malam dengan buah, namun ia juga tak menolak jika ada ajakan makan di luar.
Kini berat badannya telah mencapai 70 kg. Untuk menjaga agar tetap ideal, Raissa berhati-hati untuk tidak berlebihan makan, tapi tetap bisa makan apa saja selama karantina di rumah.
"Mindset aku bukan biar kurus atau diet, tapi aku pengin punya gaya hidup sehat yang berlaku jangka panjang," tuturnya.
Baca Juga: Ngobrol Tanpa Masker Tularkan Corona, NF Slenderman Diduga Korban Masokis
Selain itu Raissa juga mengingatkan bahawa diet yang dijalaninya belum tentu bisa berlaku untuk semua orang, karena berhasil atau tidaknya tergantung badan masing-masing.
Baginya, gaya hidup sehat jangka panjang lebih baik daripada diet ketat tapi berjangka pendek, karena dengan begitu pasti akan mengalami fase kembali lagi seperti semula.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
-
29 Unit Usaha Syariah Mau Spin Off, Ini Bocorannya
-
Soal Klub Baru usai SEA Games 2025, Megawati Hangestri: Emm ... Rahasia
-
Pabrik VinFast di Subang Resmi Beroperasi, Ekosistem Kendaraan Listrik Semakin Lengkap
Terkini
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi