Suara.com - Setiap dokter dan perawat pasti mengharapkan pasiennya segera sembuh. Namun apa yang terjadi jika tim medis gagal menyelamatkan kondisi pasien dan berujung meninggal dunia?
Kondisi itu ternyata bukan hanya menjadi berita buruk bagi keluarga yang ditinggalkan. Dokter dan perawat juga sebenarnya akan merasa sedih saat pasiennya meninggal dunia.
"Buat seorang dokter, kalau ada pasien yang meninggal, jangan dianggap biasa. Tidak! Umumnya dokter, perawat akan syok saat pasiennya meninggal. Pasti akan jadi pertanyaan," kata Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dalam siaran langsung Instagram, Selasa (2/6/2020).
Kondisi itu pula yang saat ini tengah dialami para tenaga medis di tengah pandemi Covid-19. Menurut Prof. Ari, para tenaga kesehatan justru bisa beralih menjadi pasien saat daya tahan tubuhnya melemah disebabkan stres tuntutan pekerjaan.
"Ketika tim medis mengalami kejenuhan, bisa jadi stres sendiri. Sedangkan stres bisa menurunkan daya tahan tubuh. Jadi pimpinan RS atau Kabid yankes (pelayanan kesehatan) harus mengidentifikasi hal ini. Bahkan di beberapa RS ada tim psikiater untuk mendampingi. Belum lagi kalau bertemu dengan pasien yang memang kondisinya berat," tuturnya.
Tak sedikit tenaga medis yang kemudian ikut terinfeksi virus corona. Menurut Prof. Ari, perlu ada penelitian khusus untuk mencari penyebab tersebut.
"Apakah berhubungan dengan beban berat sehingga daya tahan tubuh turun atau misal penggunaan APD, kemudian bagaimana cara menularkan. Memang banyak hal. Sehingga ini jadi evaluasi," katanya.
Diakuinya, jumlah tenaga medis di Indonesia memang masih sangat terbatas. Sehingga dalam kondisi pandemi saat ini, salah satu cara agar beban tenaga kesehatan tidak terlalu berat adalah dengan menekan jumlah kasus baru.
Prof. Ari mengingatkan, jangan sampai Indonesia mengalami seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan Rusia, yang memaksakan mahasiswa kedokterannya untuk turun langsung menangani Covid-19.
Baca Juga: Jumlah Pasien COVID-19 dari Klaster Pasar Cileungsi Jadi 16 Orang
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial