Suara.com - Pasien kanker rentan terpapar Covid-19 dengan risiko 3,5 kali lipat dibanding pasien yang bukan kanker. Ini termasuk mereka dengan kanker kepala dan leher, yang kasusnya di Indonesia terus bertambah di tahun 2020.
Angka kasus kanker kepala dan leher pada 2020 bertambah sebanyak 883.000, lebih tinggi dibanding pada 2019 dengan 634.000 kasus.
"Terdapat sejumlah alasan yang menyebabkan pasien kanker rentan terhadap Covid-19, salah satunya adalah masalah imunitas. Kekebalan tubuh yang rendah menjadikan pasien kanker pada saat menjalankan pengobatan rentan terinfeksi virus," ujar Prof. Dr. dr. Soehartati Argadikoesoema Gondhowiardjo, SpRad(K), OnkRad selaku Koordinator Pengembangan Pelayanan Kanker Terpadu (PKaT) RSCM melalui rilis yang diterima suara.com, Selasa (21/7/2020).
Sehingga kata Prof. Soehartati, sangat penting bagi pasien kanker untuk meminimalkan risiko paparan virus dengan menjaga kebersihan tangan, pembersihan peralatan sekitar dengan desinfektan, dan menjaga jarak fisik dengan orang lain.
“Sesuai anjuran pemerintah, para ahli medis juga perlu mengupayakan pedoman pelayanan dan metode pengobatan yang optimal pada pasien kanker, khususnya kanker kepala dan leher yang banyak didominasi oleh penderita stadium lanjut dan memastikan pengobatan tersebut sesuai dengan protokol pencegahan infeksi Covid-19,” tambah Prof. Tati.
Sementara itu, Dr. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B-Onk, M.Epid, MARS mengatakan para pasien kanker kepala harus sadar betul akan ada perubahan metode perawatan. Para pasien dituntut selalu aktif melaporkan keluhan dan gejala kepada dokter meski dari jarak jauh.
"Pasien dapat berkonsultasi secara langsung maupun virtual apabila berada pada kondisi yang krusial dan sesuai anjuran dokter. Adanya komunikasi antara ahli medis dan pasien, akan menghasilkan langkah yang tanggap apabila pasien kanker positif terinfeksi Covid-19, seperti pertimbangan ulang terkait pengobatan kanker dan perawatan intensif Covid-19 sehingga menghindari komplikasi lebih jauh," terang Dr. Sonar.
Sedangkan menurut data Globocan 2018, kanker kepala dan leher di Indonesia masuk urutan kelima, dengan lebih banyak diderita oleh laki-laki. Meski begitu, kanker ini juga bisa dialami perempuan dengan rasio 2 berbanding 1 dengan laki-laki.
Baca Juga: Ketahui Tanda Langka Kanker Payudara, Penyebab Istri John Travolta Wafat
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya