Suara.com - Belakangan sempat ramai dipromosikan sikat vagina yang berfungsi membersihkan darah setelah haid. Tapi, dokter telah memperingatkan bahwa "sikat vagina" itu mungkin tidak berguna dan mungkin berbahaya.
Produk itu dikenal sebagai Blossom Brush, yang merupakan sikat panjang seperti tongkat merah muda. Mereka mengklaim bahwa itu dapat digunakan untuk menghilangkan darah menstruasi yang tersisa di vagina selama dan setelah menstruasi.
Alur pada sikat menghilangkan puing-puing yang tertinggal dan pembuatnya merekomendasikan untuk menggunakannya setiap hari selama masa menstruasi. Demikian seperti dilansir dari Daily Star.
"Unggulan di sini adalah Blossom Brush yang dirancang untuk digunakan seorang wanita selama siklus menstruasinya dan hingga tiga hari setelahnya untuk menghilangkan sisa darah dan puing-puing," tulis mereka di Instagram.
"Seperti yang Anda lihat di sini, Blossom Brush tidak memiliki bulu asli, tetapi lekukan yang meluncur di sepanjang dinding vagina menghilangkan darah sisa dan puing-puing."
Namun, para profesional medis telah mengecam produk tersebut dan menyebutnya "tidak perlu" dan berpotensi "berbahaya". Ginekolog populer, Dr Jen Gunter menulis di Twitter: “Setiap hari sepertinya seseorang datang dengan produk pembersih vagina yang baru dan benar-benar tidak perlu, namun dipasarkan sebagai pemberdayaan.
Merek Blossom Brush pun merilis pernyataan dan membela produknya. Mereka mengatakan bahwa sikat itu terbuat dari karet silikon dan dibawa ke pasar dengan "niat baik."
“Produk ini aman digunakan di kalangan perempuan yang telah mencobanya, dan kami telah mendapat respons yang sangat positif di antara para perempuan yang telah menggunakannya," kata mereka.
Namun, NHS menyatakan, di bagian kesehatan seksualnya, bahwa: “Vagina dirancang untuk menjaga kebersihannya dengan bantuan sekresi alami (keputihan).
Baca Juga: Jangan Dicukur Habis, Ini Fungsi Rambut Kemaluan yang Tak Banyak Diketahui
“Ada banyak bakteri di dalam vagina, dan mereka ada di sana untuk melindunginya.
"Jika keseimbangan bakteri terganggu, ini dapat menyebabkan infeksi dan peradangan."
Profesor Ronnie Lamont, juru bicara Royal College of Obstetricians and Gynecologists, mengatakan: "Vagina mengandung lebih banyak bakteri daripada tempat lain di tubuh setelah usus, tetapi bakteri ada karena suatu alasan."
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif