Suara.com - Hepatitis termasuk penyakit mematikan yang menjadi epidemi di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan disebutkan, pada 2013, prevalensi hepatitis B di Indonesia ada 7,1 persen atau sekitar 18 juta penduduk, dengan 9 juta di antaranya berkembang dalam kondisi kronis. Kemudian, 900 ribu di antaranya berlanjut jadi sirosis (pengerasan hati) dan kanker hati.
Sedangkan jumlah pasien hepatitis C di Indonesia sebanyak 1,01 persen atau sekitar 2,5 juta orang.
Kondisi pandemi Covid-19 dinilai tidak akan membuat prevalensi pasien hepatitis di Indonesia jadi meningkat. Walau begitu, Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI) Dr. dr. Irsan Hasan, Sp.PD - KGEH.FINASIM mengatakan, penyebabnya berbeda-beda antara hepatitis A, B, juga C.
"Kita harus lihat satu per satu penyakitnya. Untuk hepatitis A, kebanyakan kasusnya penularan dari makanan. Makan bersama di restoran, warung, dan lain-lain. Dengan WFH, saya memperkirakan orang makan di rumah jadi lebih bersih," kata Irsan dalam webinar Kemenkes Peringatan Hari Hepatitis Dunia, Selasa (28/7/2020).
Menurut Irsan, kebijakan karantina mandiri di dalam rumah justru berdampak baik untuk penurunan kasus hepatitis A. Demikian juga dengan hepatitis B dan C.
Ia menjelaskan, penularan virus hepatitis B juga C disebut secara vertikal dan horisontal. Penularan secara horisontal bisa melalui transfusi darah, penggunaan narkotika suntik secara bersamaan, dokter dan suster yang tertusuk jarum, atau suami istri lewat hubungan seksual.
"Lalu vertikal dari ibu ke anak. Untuk hepatitis B yang dominan penularan vertikal, sekitar 80 persen. Cara menghambat transmisi vertikal ini dengan memberikan vaksinasi kepada bayi," katanya.
Diakui Irsan, akibat wabah virus corona, sejumlah orangtua mungkin khawatir membawa anaknya ke fasilitas layanan kesehatan untuk mendapatkan vaksin. Namun menurutnya, dampak itu tidak terlalu besar bagi ibu hamil.
"Kalau dia melahirkan di rumah sakit atau bidan dan tenaga medis disiplin memberikan vaksin pada 24 jam pertama (pascakelahiran), harusnya hepatitis B bisa dicegah," ucap Irsan.
Baca Juga: WHO: Vaksinasi Berhasil Turunkan Kasus Hepatitis B pada Anak
Sementara itu, hepatitis C memang belum memiliki vaksin dan penularan terjadi secara horisontal. Ia menyampaikan, biasanya pasien hepatitis C paling banyak tertular akibat penggunaan jarum suntik narkotika yang dipakai bersamaan.
"Saya tidak tahu apakah pandemi membuat pemakaian narkoba jadi berkurang. Apakah pemakaian jarum suntik jadi sendiri-sendiri. Kalau begitu, jadi turun harusnya kasusnya. Jadi faktornya itu beda-beda, tergantung virusnya," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas dengan Sunroof Mulai 30 Jutaan, Kabin Luas Nyaman buat Keluarga
- 6 Mobil Bekas untuk Pemula atau Pasangan Muda, Praktis dan Serba Hemat
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil Bekas 3 Baris 50 Jutaan dengan Suspensi Empuk, Nyaman Bawa Keluarga
- 5 Motor Jadul Bermesin Awet, Harga Murah Mulai 1 Jutaan: Super Irit Bensin, Idola Penggemar Retro
Pilihan
-
Harga Pangan Nasional Kompak Turun Usai Natal, Cabai hingga Bawang Merah Merosot Tajam
-
7 Langkah Investasi Reksa Dana untuk Kelola Gaji UMR agar Tetap Bertumbuh
-
Bencana Sumatera 2025 Tekan Ekonomi Nasional, Biaya Pemulihan Melonjak Puluhan Triliun Rupiah
-
John Herdman Dikontrak PSSI 4 Tahun
-
Bukan Sekadar Tenda: Menanti Ruang Aman bagi Perempuan di Pengungsian
Terkini
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal