Suara.com - Orangtua sering kali memarahi anak yang bertingkah nakal. Tanpa disadari, mungkin cara orangtua memarahi anak dengan bentakan bahkan hingga memukul.
Dua tindakan itu sudah termasuk kekerasan, lho. Tapi bukan berarti orangtua tidak boleh sama sekali melakukannya kepada anak.
"Pada dasarnya kekerasan membuat orang lain tidak nyaman. Kalau pukul membuat sakit fisik. Kalau bentak dengan keras membuat sakit di hati. Jadi dua hal ini sebaiknya tidak jadi sesuatu yang rutin dilakukan," kata psikolog keluarga Nessi Purnomo dalam siaran langsung Instagram bersama Ayah & Bunda.
Menurut Nessi, orangtua sebaiknya hanya berkata keras atau mungkin memukul anak saat situasi yang benar-benar berbahaya. Artinya, jika anak bermain dengan benda atau di tempat yang bisa membahayakan dirinya maka orangtua bisa langsung melarangnya dengan keras.
"Kalau kita bicara keras hanya saat situasi genting, anak juga akan terbiasa. Tapi kalau orangtua terbiasa bicara keras, maka anak juga akan terbiasa dengar suara keras," katanya.
Jika anak sudah terbiasa mendengar suara keras dari orangtuanya, lanjut Nessi, akibatnya anak akan cenderung cuek dengan peringatan apa pun yang disampaikan.
"Tidak lagi aware dengan urgensi yang diberikan. Jadi kalau kita bilang stop dia akan cuek aja karena biasanya juga bicara keras. Dalam kondisi genting itu bahaya sekali buat anak," jelasnya.
Sementara, jika harus perlu memukul anak, Nessi mengingatkan agar orangtua menjelaskan maksud dari pukulan tersebut. Tujuannya, agar mengerti dengan kesalahan yang diperbuatnya.
"Nanti si anak berpikir, 'kalau saya melakukan itu nanti dipukul dan dipukul itu sakit. Ketika dipukul juga saya akan melihat ekspresi tidak menyenangkan dari orangtua saya'. Jadi dipukul itu tindakan yang mengerikan tapi dia gak tahu kenapa gak boleh," katanya.
Baca Juga: Viral Anak Kecil Pegang Botol Miras, Perekam Video Cerita Kronologinya
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?