Suara.com - Saat para ilmuwan berlomba untuk mengembangkan vaksin Covid-19 tepat waktu, banyak negara dan serikat pekerja telah maju dan menandatangani kesepakatan bernilai jutaan yang akan membantu mereka 'mencadangkan' dosis untuk populasi mereka.
Meningkatnya tawaran atas nasionalisme vaksin telah dikritik habis-habisan oleh WHO, bahkan banyak yang menyebutnya justru memperpanjang pandemi ini. Demikian seperti dilansir dari Times of India.
WHO, yang baru-baru ini mengundang negara-negara untuk bergabung dengan aliansi COVAX, kini telah mengeluarkan pedoman baru untuk memastikan bahwa distribusi vaksin dilakukan secara adil dan setara.
Menurut laporan, sebanyak 75 negara telah menyatakan minatnya sejauh ini. COVAX bermitra oleh aliansi GAVI dan CEPI (Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi) yang bekerja sama untuk memastikan pemerataan distribusi vaksin di masa depan.
Memutuskan siapa yang mendapat akses prioritas sama mengkhawatirkannya dengan menemukan vaksin efektif yang berfungsi dengan baik. Organisasi Kesehatan Dunia menganjurkan para pemimpin untuk membuat keputusan yang adil dan telah menyarankan negara-negara untuk bekerja dalam distribusi proporsional.
Ini akan memastikan bahwa vaksin menjangkau semua negara dan bukan hanya negara kaya. WHO juga menyarankan vaksin untuk didistribusikan dalam dua tahap.
Pada tahap pertama, alokasi vaksin harus dilakukan untuk semua negara yang membutuhkan, yang akan membantu mengurangi risiko Covid-19 secara keseluruhan. Untuk fase kedua, badan kesehatan menyarankan agar negara menggunakan dosis sesuai kebutuhan - mempertimbangkan tingkat ancaman dan kerentanan yang akan dihadapi populasi.
Ini bisa berarti bahwa negara-negara seperti India, yang saat ini sedang berjuang melawan lonjakan kasus virus corona, mungkin mendapatkan vaksin Covid-19 sebelum negara lain.
Terserah suatu negara untuk memutuskan siapa yang akan mendapat suntikan pertama, pekerja esensial, anak-anak, sukarelawan yang sehat, wanita hamil atau orang tua. Banyak faktor dipertimbangkan sebelum menyelesaikan bagan untuk administrasi.
Baca Juga: Ridwan Kamil Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac Selasa 25 Agustus
Direktur WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa semua negara harus memprioritaskan inokulasi pekerja garis depan yang terlibat dalam layanan sosial penting, bersama dengan orang dewasa di atas usia 65 tahun dan kategori rentan berisiko lainnya.
"Alokasi fase 1 yang membangun hingga 20 persen populasi akan mencakup sebagian besar kelompok berisiko," kata Tedros.
Direktur juga menambahkan bahwa distribusi vaksin yang adil akan menjadi satu-satunya cara untuk menstabilkan sistem kesehatan dan ekonomi serta membantu kita beradaptasi dengan keadaan normal yang baru.
Pemberian vaksin kepada penduduk yang sehat akan mencegah penyebaran infeksi, namun memprioritaskan lansia dan kelompok rentan akan membantu mengendalikan angka kematian akibat infeksi virus, karena merekalah yang memiliki risiko penyebaran virus terbesar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
-
Menkeu Purbaya Mau Tangkap Pelaku Bisnis Thrifting
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
Terkini
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru