Suara.com - Noah Greenspan, seorang terapis fisik asal Kota New York, Amerika Serikat (AS), membuka 'bootcamp COVID-19' virtual khusus untuk melatih pasien infeksi virus corona dengan gejala jangka panjang.
Sebelum pandemi virus corona, sang dokter bekerja untuk pasien lansia yang didiagnosis dengan penyakit kardiovaskular dan paru.
Ketika virus corona mulai menyebar, dia mulai mendengar banyak pasien Covid-19 yang mengatakan mereka belum pulih dari penyakit tersebut.
Selama sesi 'bootcamp COVID-19' tersebut, Greenspan selalu memotivasi pasiennya dengan, "Covid-19 bukanlah penyakit mereka. Semua akan membaik".
Dalam pertemuan virtual ini, Greenspan memberikan latihan sama dengan yang sering ia berikan kepada pasien lansia, meski usia pesertanya lebih muda.
Dilansir Business Insider, sudah lebih dari 300 pasien telah mendaftar sejak 2 Agustus, dan kemajuan peserta memberi petunjuk tentang cara mengobati efek jangka panjang dari Covid-19.
"Kami mulai dapat memetakan rencana perawatan dan rencana rehabilitasi yang konsisten, kemungkinan besar akan berhasil pada sebagian besar orang, selama kami melakukannya dengan cara yang benar," kata Greenspan.
Program harian mereka dimulai dengan meditasi atau ceramah yang menginspirasi, kemudian berlanjut ke latihan pernapasan, latihan kekuatan, dan kardio.
Pertemuan daring ini berbasis donasi, sehingga pasien memiliki opsi untuk mendaftar secara gratis.
Baca Juga: FDA Percepat Penelitian Vaksin Covid-19, Gara-gara Donald Trump?
"Sejak saya mulai, saya benar-benar memperhatikan berkurangnya ketegangan diafragma, yang merupakan gejala yang saya alami tanpa henti selama empat setengah bulan," tutur Marissa Oliver, salah satu pasien Greenspan.
Program rehabilitasi mengatasi gejala Covid-19 jangka panjang
Greenspan mengatakan kapasitas rumah sakit yang terbatas pada awal pandemi membuat banyak pasien Covid-19 harus menangani kasus parah sendiri di rumah, beberapa menderita pneumonia, pembekuan darah, atau demam tinggi.
"Sejauh yang kami tahu, seandainya mereka langsung dirawat, mungkin gejalanya tidak akan bertahan lama atau mungkin tingkat keparahan gejala mereka akan jauh berkurang," jelas Greespan.
Dia yakin ada cara bagi banyak dari pasien ini untuk pulih sepenuhnya.
'Bootcamp' selama enam minggu ini melibatkan rekaman sesi harian secara virtual sehingga pasien dapat mendengarkan dari mana saja dan kapan saja.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
5 Prompt AI Viral: Ubah Fotomu Jadi Anime, Bareng Idol K-Pop, Sampai Action Figure
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
-
Sudah di Indonesia, Jebolan Ajax Amsterdam Hilang dari Skuad
-
Harga Emas Antam Tembus Paling Mahal Hari Ini, Jadi Rp 2.115.000 per Gram
-
Ustaz Khalid Basalamah Terseret Korupsi Kuota Haji: Uang yang Dikembalikan Sitaan atau Sukarela?
Terkini
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA