Suara.com - Dalam penyebaran Covid-19, banyak orang khawatir terhadap OTG atau orang tanpa gejala, atau yang kekinian disebut sebagai kasus konfirmasi asimtomatik. Mereka ini adalah kelompok orang yang dinyatakan positif Covid-19, tapi tidak bergejala.
"Sudah seharusnya kita tidak ngomong OTG, itu udah nggak ada. Yang ada itu adalah kasus konfirmasi asimtomatik," ujar pakar epidemiologi Universitas Indonesia Syahrizal Syarif, saat dihubungi Suara.com, Senin (31/8/2020).
Menariknya, menurut Syahrizal, berdasarkan penjelasan WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia, orang yang positif Covid-19 tapi asimtomatik ternyata memiliki risiko menularkan penyakit yang sangat kecil.
"Sebenarnya WHO jelas-jelas mengatakan orang-orang asimtomatik tanpa gejala itu sebenarnya kemungkinan menularnya juga kecil, tidak begitu berbahaya sebagai penular," terang Syahrizal.
Alih-alih asimtomatik, kata Syahrizal, yang harus menjadi perhatian adalah kasus presimtomatik. Presimtomatik adalah orang yang saat diperiksa positif Covid-19 asimtomatik atau tidak bergejala, tapi setelah 3 hingga 7 hari setelahnya mengalami gejala. Mereka inilah yang lebih berisiko menularkan Covid-19 ke lingkungan sekitar.
"Nah, kalau orang-orang yang seperti ini namanya presimtomatik. Kalau asimtomatik itu sampai 7 hari 14 hari ke depan sampai sembuh tidak menimbulkan gejala, dia juga nggak menunjukkan gejala," terang katanya.
"Orang seperti ini, 5 hingga 15 persen potensinya bisa menyebarkan pada lingkungannya," sambung Syahrizal.
Tapi lelaki yang juga berprofesi sebagai dosen itu juga mengatakan bahwa kita sulit mengetahui apakah seseorang itu asimtomatik atau presimtomatik. Itulah kenapa memakai masker merupakan keharusan bagi setiap orang.
"Situasi seperti ini mutlak sekali semua orang mengggunakan masker," tutupnya.
Baca Juga: Tak Disangka, Dua Hal Ini Disebut Berisiko Tularkan Virus Corona
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Profil Wali Kota Prabumulih: Punya 4 Istri, Viral Usai Pencopotan Kepsek SMPN 1
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan