Suara.com - Seorang anak perempuan dikabarkan meninggal usai dirinya mendapatkan vaksin kanker serviks. Kisah pilu itu dibagikan oleh sang ibu di laman Facebooknya.
Dalam postingan yang memilukan, sang ibu menjelaskan bahwa anaknya yang berusia 11 tahun pergi ke sekolah tetapi mengalami demam.
Dilansir dari World of Buzz, sekolah mempekerjakan seorang dokter untuk memberikan vaksinasi untuk kanker serviks tetapi ketika giliran gadis itu untuk divaksinasi. Dokter tersebut tidak mengukur suhu tubuhnya.
Oleh karena itu, dokter tidak tahu dia demam dan mulai menyuntiknya dengan vaksin.
“Anak saya mengalami angina (nyeri dada akibat otot jantung tidak menerima cukup darah beroksigen), muntah, dan kemudian meninggal. Anak saya tidak memiliki penyakit yang mendasarinya. Dia sehat seperti biasa. Tolong bantu saya berbagi kasus ini, ”tulis orang tua yang berduka itu dalam postingannya.
Banyak netizen yang menyampaikan belasungkawa kepada orang tua anak yang meninggal. Mereka mempertanyakan mengapa dokter tidak menguji atau menanyakan gejala penyakit lain kepada anak tersebut sebelum memvaksinasi dirinya.
Sementara yang lain mengatakan bahwa sekolah juga harus bertanggung jawab atas kematian tersebut.
Kementerian Kesehatan Thailand memiliki kebijakan vaksinasi kanker serviks nasional untuk semua siswa kelas lima untuk memastikan kesehatan masa mudanya.
Dilansir dari situs resmi CDC, beberapa kematian di antara orang yang menerima vaksin HPV telah dilaporkan ke Sistem Pelaporan Kejadian Merugikan Vaksin (VAERS).
Baca Juga: Perlombaan Membuat Vaksin Covid-19, Berisiko Memperburuk Pandemi
Ini tidak berarti bahwa vaksin menyebabkan kematian. Hanya saja kematian terjadi setelah orang tersebut mendapatkan vaksin. CDC dan FDA menyelidiki semua laporan kematian setelah vaksinasi.
Sementara masih belum diketahui dengan jelas apakah gadis itu meninggal akibat divaksin.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- Bobibos Bikin Geger, Kapan Dijual dan Berapa Harga per Liter? Ini Jawabannya
- 6 Rekomendasi Cushion Lokal yang Awet untuk Pekerja Kantoran, Makeup Anti Luntur!
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
Pilihan
-
Pakai Bahasa Pesantren! BP BUMN Sindir Perusahaan Pelat Merah Rugi Terus: La Yamutu Wala Yahya
-
Curacao dan 10 Negara Terkecil yang Lolos ke Piala Dunia, Indonesia Jauh Tertinggal
-
Danantara Soroti Timpangnya Setoran Dividen BUMN, Banyak yang Sakit dan Rugi
-
Mengapa Pertamina Beres-beres Anak Usaha? Tak Urus Lagi Bisnis Rumah Sakit Hingga Hotel
-
Pandu Sjahrir Blak-blakan: Danantara Tak Bisa Jauh dari Politik!
Terkini
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025