Suara.com - Obat disfungsi ereksi (DE) seperti Viagra, Cialis dan Levitra bukan hanya bisa sekadar memulihkan fungsi seksual. Deretan ibat itu disebut juga dapat memperpanjang hidup pria dengan kanker usus besar.
Itulah kesimpulan dari sebuah penelitian baru di Swedia, yang melaporkan bahwa risiko kematian dini turun sebanyak 18 persen di antara pasien kanker usus besar yang menggunakan obat ED.
Obat-obatan tersebut juga dikaitkan dengan penurunan 15 persen risiko penyebab utama kematian akibat kanker usus besar. Demikian seperti dilansir dari Health24.
"Ini adalah studi berbasis populasi pertama yang mengeksplorasi efek obat ini pada risiko kematian pada pria dengan kanker kolorektal," kata penulis utama Wuqing Huang, kandidat doktor di Universitas Lund di Swedia.
Dia dan koleganya berfokus pada apa yang disebut "penghambat PDE5" - obat-obatan yang mengatasi impotensi dengan mengatur aliran darah penis.
"Ada dua alasan mengapa kami mempertimbangkan kemungkinan anti kanker dari obat ini," kata Huang.
Studi sebelumnya menunjukkan bahwa obat ED dapat menghambat pertumbuhan tumor pada tikus dan aktivitas gen yang disebut PDE5A. Huang mengatakan penelitian sebelumnya menyarankan pasien kanker usus besar dengan tingkat aktivitas PDE5A yang lebih rendah dapat hidup "secara signifikan lebih lama" daripada yang lain.
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang potensi obat melawan kanker, para peneliti menggunakan database nasional untuk mengidentifikasi pria di Swedia yang didiagnosis menderita kanker usus besar antara tahun 2005 dan 2014.
Setelah mengecualikan pasien dengan kanker stadium akhir, peneliti memfokuskan pada lebih dari 11.300 pasien kanker yang tidak menggunakan obat DE dan sekitar 1.100 pasien yang tidak menggunakan obat DE. (Tidak ada yang diperintahkan untuk menggunakan narkoba jika mereka belum melakukannya.)
Baca Juga: Keduanya Bikin BAB Berdarah, Ini Bedanya Gejala Wasir dan Kanker Usus Besar
Selama lebih dari empat tahun masa tindak lanjut, sekitar 10 persen dari mereka yang menggunakan obat DE meninggal, dibandingkan dengan 17,5 persen pasien yang tidak. Risikonya bahkan lebih rendah pada kelompok ED yang juga menjalani operasi kanker.
Sebuah studi observasi
Huang mengatakan penjelasan untuk efek antitumor obat belum jelas. Ini bisa berkaitan dengan dampak menguntungkan pada DE pada fungsi kekebalan, mengurangi kematian sel dan sensitivitas kemoterapi, katanya.
Tetapi sampai para peneliti bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik, "tidak disarankan bagi pasien kanker usus besar untuk mendapatkan obat ED untuk mengendalikan kanker mereka saat ini," kata Huang.
"Bukti saat ini tidak cukup untuk memberikan rekomendasi, karena studi kami adalah studi observasional," tegasnya. "Uji klinis diperlukan untuk memastikannya."
Namun, Dr Andrew Chan, seorang profesor di Harvard Medical School dan Massachusetts General Hospital di Boston yang meninjau penelitian tersebut, mengatakan bahwa temuan itu menarik.
Berita Terkait
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
Fenomena Sadfishing di Media Sosial, Bagaimana Cara Mengatasinya?
-
5 Kesalahan Umum Saat Memilih Lagu untuk Anak (dan Cara Benarnya)
-
Heartology Cetak Sejarah: Operasi Jantung Kompleks Tanpa Belah Dada Pertama di Indonesia
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?