Suara.com - Vaksin yang dikembangkan oleh Institut Biologi Medis, lembaga di bawah Akademi Ilmu Kedokteran China terlihat aman dalam uji klinis tahap awal, menurut para peneliti.
Dilansir ANTARA, dalam uji klinis Tahap 1 dari 191 partisipan sehat berusia 18 - 59 tahun, vaksinasi dengan suntikan eksperimental kelompok tersebut tidak menunjukkan reaksi negatif yang parah, katanya melalui dokumen yang diunggah di jurnal pracetak medRxiv.
Reaksi negatif yang paling umum dialami oleh partisipan yakni nyeri ringan, sedikit kelelahan dan kemerahan, gatal dan bengkak di bekas suntikan.
Vaksin eksperimental itu juga memicu respons imun.
"Semua data yang diperoleh dari uji klinis ini mendukung keamanan dan imunogenitas dari vaksin inaktif ini dan juga mendorong riset lebih lanjut mengenai keampuhan vaksin tersebut ke depannya," bunyi dokumen tersebut.
China menyuntik ratusan ribu pekerja esensial dan kelompok lainnya yang dianggap sangat berisiko dengan vaksin lainnya, bahkan saat uji klinis belum sepenuhnya rampung, yang menimbulkan kekhawatiran di kalangan para ahli.
Sedikitnya empat vaksin eksperimental buatan China kini sedang dalam uji klinis tahap akhir.
Sementara itu, Uni Eropa saat ini tengah mengevaluasi dua calon vaksin buatan Pfizer dan BioNTech.
Evaluasi itu dilakukan beberapa hari setelah EU melakukan kegiatan yang sama terhadap calon vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca.
Baca Juga: Dua Calon Vaksin Covid-19 dari Eropa Masuk Fase Evaluasi
Badan Obat-Obatan Eropa (EMA) pada Selasa mengatakan komite yang mengurusi obat-obatan untuk manusia saat ini memeriksa kiriman data gelombang pertama terkait kemajuan pengembangan calon vaksin COVID-19 Pfizer dan BioNTech.
Kegiatan itu akan terus dilakukan EMA sampai seluruh data terkait tersedia untuk dievaluasi sebelum akhirnya lembaga itu mengumumkan keputusan akhir.
Lewat pernyataan bersama, Pfizer dan BioNTech mengatakan proses evaluasi dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari uji laboratorium dan uji klinis terhadap hewan, serta hasil uji klinis tahap awal vaksin ke manusia.
Pihak perusahaan akan terus mengirimkan data yang diperlukan selama proses evaluasi itu berlangsung.
EMA melakukan evaluasi secara bergulir demi mempercepat proses pemeriksaan calon vaksin ketika data hasil penelitian itu diserahkan kepada pihak EU.
Otoritas kesehatan Eropa memutuskan menggunakan metode itu daripada menunggu seluruh data hasil penelitian dan uji klinis calon vaksin tersedia secara utuh.
Berita Terkait
-
Kementan Targetkan Indonesia Mandiri Vaksin Hewan, Fasilitas di Surabaya Akan Ditingkatkan
-
Indonesia Resmi Akhiri KLB Polio Tipe 2, Menkes Ingatkan Anak-anak Tetap Harus Vaksin Sesuai Usia
-
Produsen Vaksin Global Bakal Gunakan AI Demi Hadapi Pandemi Berikutnya
-
Pengusaha Vaksin Dunia Kumpul di Bali, Bahas Strategi Jangka Panjang Industri Global
-
Realisasi vaksinasi rabies di Jakarta
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 5 HP Murah RAM 8 GB Memori 256 GB untuk Mahasiswa, Cuma Rp1 Jutaan
- Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
- 5 Sunscreen Terbaik Mengandung Kolagen untuk Usia 50 Tahun ke Atas
- 8 Lipstik yang Bikin Wajah Cerah untuk Ibu Rumah Tangga Produktif
Pilihan
-
Vinfast Limo Green Sudah Bisa Dipesan di GJAW 2025, Ini Harganya
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
Terkini
-
Terobosan Regeneratif Indonesia: Di Balik Sukses Prof. Deby Vinski Pimpin KTT Stem Cell Dunia 2025
-
Peran Sentral Psikolog Klinis di Tengah Meningkatnya Tantangan Kesehatan Mental di Indonesia
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG