Suara.com - Pandemi Covid-19 yang tak kunjung berakhir membuat permintaan alat deteksi virus corona jenis terbaru itu terus berlanjut.
Hal tersebut diakui Daewoong Pharmaceutical Company Indonesia (DPCI), anak perusahaan dari perusahaan farmasa asal Korea Selatan, Daewoong Pharmaceutical.
DPCI sendiri telah menghadirkan alat tes molekular Covid-19 dan telah mendapatkan Nomor Izin Edar alat tes AccuraDtect SARS-COV-2 RT-qPCR di Indonesia, pada hari ini, Kamis (22/10/2020).
"Dengan diperolehnya izin edar ini, kami berharap bahwa penyediaan alat uji diagnostik PCR (Polymerase Chain Reaction) unggulan Korea ini dapat berkontribusi besar dalam membantu upaya Indonesia mengatasi pandemi Covid-19," ungkap Sengho Jeon, CEO dari DPCI berdasarkan siaran pers yang Suara.com terima, Kamis (22/10/2020).
Lebih lanjut ia menjelaskan, jika AccuraDtect adalah alat uji molekuler Covid-19 yang diklaim akurat dalam menyasar leader sequence yang umumnya ditemukan dalam sel yang telah terinfeksi Covid-19, selain gen N2 yang biasanya mendiagnosis apakah seseorang terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Berdasarkan standar yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO) dan Pusat Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, AccuraDtect menyasar tiga biomarker yang dapat mengidentifikasi keberadaan virus korona yaitu RdRp, E dan N2.
Alat tersebut dipercaya dapat memberikan hasil hanya dalam waktu empat jam setelah pengambilan sampel dilakukan.
Secara khusus, alat uji ini dirancang untuk mengukur Ribonuklease (RNase) P yang dapat menentukan kesesuaian sampel dan bertindak sebagai penyebar infeksi dalam sel virus yang terinfeksi.
Menggunakan teknik amplifikasi gen yang disebut sebagai real-time polymerase chain reaction (RT-qPCR) untuk memperkuat dan mendeteksi gen virus, alat uji ini juga diklaim memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi (termasuk sensitivitas dan spesifisitas).
Baca Juga: Update Covid-19 Kalbar, Kasus Positif Bertambah Jadi 1.497 Orang
Alat uji ini juga telah memperoleh sertifikasi CE-IVD (Perangkat Medis Diagnostik In Vitro bertanda CE) di Eropa pada Maret lalu dan Emergency Use Authorization di Peru dan Singapura.
"Kami akan terus melakukan upaya terbaik kami dalam menyediakan solusi total untuk mengatasi pandemi serta melanjutkan pengembangan obat Covid-19 Niclosamide dan Chamostat yang saat ini sedang kami lakukan," tutup dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 5 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Kolagen untuk Hilangkan Kerutan, Murah Meriah Mudah Ditemukan
- 6 Hybrid Sunscreen untuk Mengatasi Flek Hitam di Usia Matang 40 Tahun
- Patrick Kluivert Dipecat, 4 Pelatih Cocok Jadi Pengganti Jika Itu Terjadi
Pilihan
-
Bikin Geger! Gunung Lawu Dilelang jadi Proyek Geothermal, ESDM: Sudah Kami Keluarkan!
-
Uang MBG Rp100 T Belum Cair, Tapi Sudah Dibalikin!, Menkeu Purbaya Bingung
-
6 Rekomendasi HP 2 Jutaan Kamera Terbaik Oktober 2025
-
Keuangan Mees Hilgers Boncos Akibat Absen di FC Twente dan Timnas Indonesia
-
6 Rekomendasi HP Murah Tahan Air dengan Sertifikat IP, Pilihan Terbaik Oktober 2025
Terkini
-
Kenapa Anak Muda Sekarang Banyak Terserang Vertigo? Ini Kata Dokter
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut