Suara.com - China mewaspadai kenaikan angka kasus Covid-19 setelah menemukan lebih dari 300 orang yang digolongkan sebagai silent carrier.
Silent carrier merujuk pada pengidap Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala, namun memiliki risiko besar menularkan penyakit kepada orang lain.
Dilansir ANTARA, sedikitnya 330 orang silent carrier terdeteksi di Daerah Otonomi Xinjiang, China.
Silent carrier baru telah terdeteksi di antara orang-orang yang menjalani karantina, demikian pejabat lokal, Rabu.
Pada Selasa (3/11) malam di Xinjiang terdapat 116 kasus baru tanpa gejala.
Gelombang baru kasus COVID-19 di Xinjiang pertama kali ditemukan di Kota Kashgar pada 24 Oktober dari seorang gadis belia yang kedua orang tuanya bekerja pada pabrik tekstil setempat.
Kemudian di Prefektur Kizilsu yang berdekatan dengan Kashgar ditemukan 15 silent carrier pada Selasa (3/11) yang diduga terkait klaster Kashgar.
Pemerintah pusat di Beijing mengerahkan tim ke daerah paling barat China itu untuk menangani gelombang baru yang terjadi secara tiba-tiba.
Tidak hanya di Kashgar, tes usap secara massal juga dilakukan di Urumqi, Ibu Kota Xinjiang.
Baca Juga: Covid-19 Juga Menyasar Pekerja Media di Balikpapan
Otoritas kesehatan setempat masih akan terus melakukan tes massal terhadap warga Xinjiang.
"Pengulangan tes usap ini dilakukan agar bisa mendapati semua orang yang terinfeksi. Memang pada tes sebelumnya seseorang dinyatakan negatif, tapi ada kemungkinan positif saat dalam masa inkubasi," kata anggota satuan tugas anti epidemi Xinjiang, Zhang Yuexin, dikutip Global Times.
China memang makin ketat dalam menerapkan pencegahan dan pengendalian, namun klaster COVID-19 terus bermunculan di berbagai tempat.
Hal ini menunjukkan masih lemahnya upaya anti epidemi, demikian Wakil Perdana Menteri China Sun Chunian dalam telekonferensi yang digelar oleh Dewan Pemerintahan atau semacam kabinet di Beijing, Selasa (3/11).
Ia menekankan pentingnya langkah pencegahan pada musim gugur dan musim dingin tahun ini termasuk langkah-langkah menghadapi kasus impor yang makin marak, baik melalui orang maupun barang.
Silent carrier yang di China jumlahnya bisa mencapai sepertiga dari kasus positif memang mempersulit upaya pencegahan dan pengendalian.
Berita Terkait
-
Mahfud MD Desak Penegakan Hukum Dugaan Mark Up Proyek Kereta Cepat Whoosh
-
PTBA Jajal Peluang Gandeng China di Proyek DME usai Ditinggal Investor AS
-
Bom Waktu Utang Whoosh: Deretan BUMN Ini Ikut Kena 'Getah' Proyek Kereta Cepat
-
Clara Shinta Minta Cerai Gegara Suami Kecanduan Drama China hingga Lupa Perhatikan Istri
-
Drama China Bikin Cerai? Clara Shinta Bongkar Masalah Rumah Tangganya
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- Diskon Listrik 50 Persen PLN Oktober 2025, Begini Syarat dan Cara Dapat E-Voucher Tambah Daya!
- Shin Tae-yong Batal Comeback, 4 Pemain Timnas Indonesia Bernafas Lega
- 7 Rekomendasi Smartwatch untuk Tangan Kecil: Nyaman Dipakai dan Responsif
- 5 Bedak Padat yang Cocok untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Samarkan Flek Hitam
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Tak Sekadar Air Putih, Ini Alasan Artesian Water Jadi Tren Kesehatan Baru
-
Vitamin C dan Kolagen: Duo Ampuh untuk Kulit Elastis dan Imunitas Optimal
-
Smart Hospital, Indonesia Mulai Produksi Tempat Tidur Rumah Sakit yang Bisa 'Baca' Kondisi Pasien
-
Tren Minuman Bernutrisi: Dari Jamu ke Collagen Drink, Inovasi Kesehatan yang Jadi Gaya Hidup Baru
-
Perawatan Komprehensif untuk Thalasemia: Dari Transfusi hingga Dukungan Psikologis
-
Indonesia Kaya Tanaman Herbal, Kenapa Produksi Obat Alami Dalam Negeri Lambat?
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan