Suara.com - Gaya hidup kurang gerak atau sedentary lifestyle berisiko memicu berbagai penyakit, termasuk kelebihan berat badan atau obesitas.
Mirisnya, sebuah penelitian terbaru menunjukkan jika sebanyak empat miliar warga dunia terancam mengalami kelebihan berat badan pada 2050 mendatang.
Bahkan dari empat miliar orang yang berisiko kelebihan berat badan ini, 1,5 miliar orang di antaranya diprediksi mengalami kondisi obesitas. Mirisnya, angka ini sangat bertentangan dengan adanya 500 juta orang yang mengalami kelaparan di 2050 mendatang.
Fenomena ini terjadi lantaran di masa depan semakin banyak orang yang lebih memilih mengonsumsi makanan olahan, tinggi gula dan lemak. Apalagi pola makan hewani (daging ayam dan sapi) semakin menjadi tren di masa mendatang.
Padahal memproduksi jenis pangan hewani bisa menghabiskan tiga perempat air tawar dunia dan sepertiga air tanah. Ditambah pola makan hewani juga menyumbang sepertiga emisi gas rumah kaca.
Penelitian ini juga menemukan, di saat banyak orang yang kelebihan berat badan, diprediksi gaya hidup boros juga membuat setengah miliar warga dunia mengalami kelaparan dan kekurangan gizi.
"Ada cukup banyak makanan di dunia, tapi orang-orang miskin di dunia tidak memiliki uang untuk membelinya, dan di negara kaya mereka justru tidak merasakan dampak ekonomi dan lingkungan akibat membuang-buang makanan," terang Peneliti Prajal Pradhan, mengutip World of Buzz, Jumat (20/11/2020).
Kajian ini dilakukan oleh para ahli dari Postdam Institute for Climate Impact Research (PIK), dengan tujuan memperingatkan warga dunia tentang kesenjangan akses makanan dan dampaknya terhadap lingkungan. Ditambah para peneliti juga mempredikasi adanya peningkatan limbah dari makanan sisa.
Penelitian dilakukan dengan cara melakukan permodelan yang memprediksi berapa banyak permintaan makanan, yang disandingkan dengan pertumbuhan populasi, penuaan, tinggi badan, indeks massa tubuh, penurunan aktivitas fisik dan peningkatan jumlah limbah makanan.
Baca Juga: Infeksi Covid-19 Kembali Buktikan Bahwa Obesitas Sangat Membahayakan Tubuh
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
Pilihan
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
Terkini
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!