Suara.com - Cerpelai merupakan salah satu hewan yang diduga berperan aktif dalam penyebaran virus Corona penyebab Covid-19 ke manusia.
Hal inilah yang membuat sebuah perusahaan besar produk bulu hewan asal Rusia mengusulkan pemberian vaksin Covid-19 pada cerpelai.
Dilansir ANTARA, Ivan Nesterov dari Rusia Sable mengusulkan vaksinasi pada cerpelai guna mencegah penyebaran Covid-19, setelah jutaan cerpelai yang terinfeksi di Denmark dimusnahkan dan kasus serupa di tempat-tempat lain.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan kekhawatiran tentang ancaman penularan virus Covid-19 dari cerpelai yang terinfeksi ke manusia.
Dua pekan lalu, Denmark memerintahkan pemusnahan 17 juta cerpelai di negara itu setelah menyimpulkan bahwa suatu jenis virus yang ditularkan dari manusia ke cerpelai telah bermutasi dan menyerang balik manusia.
Ivan mengatakan kepada stasiun TV Zvezda bahwa Rusia sedang menguji sebuah vaksin dan dapat memvaksinasi cerpelai begitu prosesnya rampung.
Saat dihubungi, ia mengalihkan pertanyaan ke Kementerian Pertanian. Sementara, departemen kedokteran hewan kementerian terkait belum merespons permintaan komentar.
Rusia merestui penggunaan darurat vaksin Covid-19 pada manusia. Awal November ini, Rusia mengumumkan riset praklinis vaksin Covid-19 untuk hewan, dengan melibatkan 40 kucing dan 40 anjing.
Vaksin Pfizer untuk Cerpelai?
Baca Juga: Berikut Sebaran Rekor Positif Corona Hari Ini: DKI Tertinggi, Gorontalo Nol
Diskusi untuk vaksinasi cerpelai bukan pertama kali diutarakan oleh Rusia. Sebelumnya, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock memperingatkan bahaya strain virus Corona dari cerpelai.
Tapi, salah satu ilmuwan terkemuka asal Inggris, Profesor Peter Openshaw dari Imperial College London berusaha untuk meredam ketakutan dan kekhawatiran tersebut.
Prof Peter mengatakan bahwa vaksin Pfizer ini juga bisa bekerja melawan strain baru virus corona Covid-19 dari cerpelai menggunakan teknologi mRNA.
Vaksin Pfizer ini bekerja dengan menggunakan kode genetik virus dan disuntikan ke dalam tubuh yang memasuki sel untuk membuat antigen.
Prof. Peter mengatakan bahwa dengan adanya teknologi ini, berarti para ilmuwan bisa mengubah kode genetik dengan cepat jika diperlukan.
"Ada mutasi pada virus cerpelai yang membuatnya sedikit kurang rentan terhadap antibodi yang dihasilkan oleh vaksin. Salah satu hal yang terhebat dari teknologi RNA adalah Anda bisa merumuskan ulang dengan relatif cepat," jelas Prof. Peter, dikutip dari The Sun.
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis