Suara.com - Lebih dari sepuluh bulan masyarakat Indonesia menghadapi pandemi Covid-19, angka penularan masih belum menunjukkan adanya tren penurunan. Bahkan berdasar data pada Kamis (17/12/2020) kasus pasien meninggal masih bertambah sebanyak 142 kasus, sehingga kini angka total kematian di Indonesia adalah 13.930.
Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Prof. Wiku Adisasmito menyebut per tanggal 13 Desember kasus aktif Indonesia berada di angka 15,08 persen.
"Angka tersebut lebih tinggi daripada angka tertinggi kasus aktif di November lalu. Jadi ini tentunya alaram buat kita semuanya, ini bukan perkembangan yang diharapkan," ujar Prof. Wiku pada dialog virtual "Nafas Panjang Penanganan Covid-19", Jumat (18/12/2020).
Ia pun memaparkan bahwa pada November rata-rata kasus aktif di tingkat nasional yakni 12,8 persen, dengan angka tertinggi mencapai 13,78 persen. Sehingga rata-rata kasus aktif ini sudah mencapai 14,39 persen, ini merupakan angka yang tinggi.
Di sisi lain, dari data yang dikumpulkan Bersatu Lawan Covid-19 menunjukkan adanya tren tingkat kepatuhan yang membaik, namun angka kasus terkonfirmasi masih tinggi.
Prof. Wiku tidak menampik bahwa perilaku masyarakat ini bisa berubah atau fluktuatif dari waktu ke waktu.
"Maka dari itu kita harus pastikan kedisplinan masyarakat harus selalu terjaga, karena setiap saat bisa berubah, maka dari itu ketahanan kita bersama adalah kunci utama dalam rangka menurunkan kasus," jelasnya.
Ia pun mengimbau bahwa vaksin jangan dijadikan satu-satunya patokan dalam mengatasi Covid-19.
"Memang perhatian masyarakat sekarang ini pada vaksin, dan semua sepertinya merasa bahwa ada vaksin, kita sebentar lagi selesai. Sebenarnya pengalaman itu belum terjadi wong semua mengalami pandemi, jadi pengalaman itu belum ada," ujarnya lagi.
Baca Juga: Depok Batal Gelar Sekolah Tatap Muka pada Januari 2021
Ia mengatakan bahwa semuanya perlu melihat vaksin itu sebagai tameng.
"Kalau kita bayangkan seperti swiss cheese model, kita itu harus punya perlindungan berlapis. Vaksin salah satu perlindungan. Jadi dengan adanya vaksin tidak serta merta perlindungan lainnya kita tinggalkan, tidak boleh karena bisa saja nanti bobol," ungkapnya.
Sehingga vaksin belum tentu bisa melindungi seratus persen dari seluruh masyarakat. Jadi 3M (menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan) tetap harus dilakukan dengan menjunjung prinsip hati-hati.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Keluarga 3 Baris Rp50 Jutaan Paling Dicari, Terbaik Sepanjang Masa
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Sepatu Running Lokal Selevel Asics Original, Kualitas Juara Harga Aman di Dompet
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Jadwal dan Link Streaming Nonton Rizky Ridho Bakal Raih Puskas Award 2025 Malam Ini
-
5 HP RAM 6 GB Paling Murah untuk Multitasking Lancar bagi Pengguna Umum
-
Viral Atlet Indonesia Lagi Hamil 4 Bulan Tetap Bertanding di SEA Games 2025, Eh Dapat Emas
-
6 HP Snapdragon RAM 8 GB Termurah: Terbaik untuk Daily Driver Gaming dan Multitasking
-
Analisis: Taktik Jitu Andoni Iraola Obrak Abrik Jantung Pertahanan Manchester United
Terkini
-
Keberlanjutan Makin Krusial dalam Layanan Kesehatan Modern, Mengapa?
-
Indonesia Kini Punya Pusat Bedah Robotik Pertama, Tawarkan Bedah Presisi dan Pemulihan Cepat
-
Pertama di Indonesia, Operasi Ligamen Artifisial untuk Pasien Cedera Lutut
-
Inovasi Terapi Kanker Kian Maju, Deteksi Dini dan Pengobatan Personal Jadi Kunci
-
Gaya Bermain Neymar Jr Jadi Inspirasi Sepatu Bola Generasi Baru
-
Menopause dan Risiko Demensia: Perubahan Hormon yang Tak Bisa Diabaikan
-
Penelitian Ungkap Mikroplastik Memperparah Penyempitan Pembuluh Darah: Kok Bisa?
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa