Suara.com - Libur Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2021 diprediksi memicu lonjakan kasus Covid-19. Sehingga pemerintah, pakar kesehatan hingga dokter menyarankan sebaiknya liburan di rumah dan tidak bepergian.
Tapi, jika sangat butuh untuk pergi liburan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Evasari Hospital dr. Nugraheni Irda, Sp.PD, menyarankan sebaiknya menghindari 8 provinsi dengan kasus Covid-19 tertinggi di Indonesia sebagai lokasi berlibur.
8 Provinsi itu diantaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Bali, dan Kalimantan Selatan.
"Maka dari itu, hindari wilayah-wilayah tersebut untuk berlibur karena wilayah tersebut memiliki banyak destinasi wisata yang menarik sehingga banyak wisatawan yang datang berkunjung," ujar dr. Nugraheni berdasarkan siaran pers yang diterima suara.com, Kamis (24/12/2020).
Pendapat lain diutarakan dr. Mohammad Irfan, Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital Bekasi Utara yang menyarankan untuk selalu mengecek status zona wilayah kasus Covid-19.
Sebisa mungkin menghindari daerah red zone sehingga keterpaparan terhadap covid semakin berkurang.
"Kuncinya adalah kedisiplinan menjaga 3M memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak,” ungkap dr. Irfan.
Lebih lanjut, dr. Irfan juga mengingatkan untuk memilih area rekreasi wisata dengan ruangan terbuka seperti pegunungan, situs budaya seperti candi, pantai, taman kota, kebun, berkemah di kaki gunung, dan lain sebagainya.
Sangat penting untuk selalu menghindari tempat keramaian dan cari tempat wisata yang selalu menjaga protokol kesehatan dengan ketat.
Baca Juga: Yakin Mau Tahun Baru ke Puncak? 38 Kecamatan di Bogor Zona Merah COVID-19
"Tentunya tempat yang terbuka lebih baik dibandingkan ruang tertutup dari segi penularan Covid-19. Di ruangan terbuka, udara segar terus bergerak dan berganti membantu menyebarkan cairan atau mikro partikel sehingga kepadatan virus berkurang. Sedangkan, saat berada di dalam ruangan, terdapat penyebaran virus melalui cairan (mikro partikel) yang dilepaskan ke udara saat berbicara, batuk, atau bersin," sambung dr. ujar Nugraheni.
Berita Terkait
-
Ngakak Bareng Aa' Juju, Petualangan Kocak di India Bikin Netizen Ketagihan!
-
Jelang Nataru, Menhub Dudy Bahas Kebijakan dan Strategi Angkutan Udara Bersama Maskapai
-
Usung Tema Natal, Netflix Tengah Siapkan Film A Dog's Perfect Christmas
-
3 Hidden Gem di Sumatera Utara: Cocok Buat Pelarian Singkat dari Rutinitas
-
Berapa Biaya Nginap di Plataran Bromo? Wisata Lokal Rasa Luar Negeri ala Nikita Willy
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
- 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
- 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
- 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
- 5 Bek Kanan Terbaik Premier League Saat Ini: Dominasi Pemain Arsenal
Pilihan
-
Tak Tayang di TV Lokal! Begini Cara Nonton Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
-
Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Sri Mulyani: Sebut Eks Menkeu 'Terlalu Protektif' ke Pegawai Bermasalah
-
Prediksi Timnas Indonesia U-17 vs Zambia: Garuda Muda Bidik 3 Poin Perdana
-
Harga Emas Hari Ini di Pegadaian Kompak Stagnan, Tapi Antam Masih Belum Tersedia
-
Jokowi Takziah Wafatnya PB XIII, Ungkap Pesan Ini untuk Keluarga
Terkini
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
-
Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
-
Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
-
Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
-
Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat