Suara.com - Detoks dipercaya sebagai cara tercepat untuk menurunkan berat badan. Tapi, melakukan detoks tidak selalu menjadi keputusan terbaik untuk kesehatan Anda.
Sebelumnya, detoks adalah praktik medis untuk menghilangkan bahan kimia beracun seperti obat-obatan dan alkohol dari tubuh. Saat itu, satu-satunya detoksifikasi yang direkomendasikan dan diawasi secara medis adalag chelation.
Chelation mengikat racun, seperti timbal, yang memungkinkan tubuh mengeluarkannya melalui buang air kecil.
"Anda memerlukan detoksifikasi semacam ini ketika tubuh memiliki penumpukan sesuatu seperti timbal dan darah menyaring racun ke seluruh tubuh," kata Denise DelPrincipe , MS, RDN, LD, ahli diet terdaftar yang berbasis di Midland, Texas dikutip dari Insider.
Penggunaan kata "detoks" atau "pembersihan" yang terbaru lebih mengacu pada pembuangan racun dari tubuh yang menumpuk akibat gaya hidup tidak sehat.
Detoksifikasi ini diklaim bisa membantu menurunkan berat badan, tingkat energi tinggi, sembelit, sakit kepala dan nyeri otot atau kelelahan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) tidak mengatur detoks, artinya bahan-bahan tersebut belum diuji untuk memastikan aman dikonsumsi.
Jenis detoks yang umum
Ada banyak jenis detoks yang umum dengan klaim manfaat kesehatannya masing-masing, antara lain:
Baca Juga: Satu Keluarga Positif Virus Corona, Sang Anak Akui Dapat Suntikan 16 Kali
1. Puasa
Detoksifikasi dengan cara pantang makan untuk jangka waktu lama membantu tubuh istirahat dari makanan yang dapat menyebabkan racun.
2. Diet cair
Detoksifikasi ini biasanya terdiri dari pola makan yang hanya minum cairan atau jus tertentu dalam jangka waktu tertentu. Motif di balik jenis pembersihan ini biasanya didorong oleh penurunan berat badan.
3. Olahraga atau sering ke sauna
Olahraga berlebihan atau penggunaan sauna untuk memicu keringat berlebih adalah salah satu cara orang mencoba membuang racun dari tubuhnya.
Berita Terkait
-
Kondisi Terkini Aktivis Delpedro di Rutan: Berat Badan Turun Drastis, Akses Menulis Dibatasi
-
Erika Carlina Ungkap Rahasia Tubuh Langsing dan Bebas Stretch Mark Pasca Melahirkan
-
Benarkah Berat Badan Naik Saat Kurang Tidur dan Stres? Waspada Risiko Obesitas
-
Rahasia Diet Sehat yang Cepat Menurunkan Berat Badan
-
Demi Lawan El Rumi, Jefri Nichol Ngaku Sampai Makan Babi untuk Naikkan Berat Badan: Netizen Geram!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat