Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengeluarkan saran klinis baru dalam merawat pasien Covid-19. Terutama untuk pasien Covid yang menjalani isolasi mandiri di rumah, WHO menyarankan agar menyediakan alat pengukur oksigen.
Pasien juga disarankan dalam posisi tengkurap untuk meningkatkan aliran oksigen.
"Pasien Covid-19 di rumah harus menggunakan oksimetri nadi yang mengukur kadar oksigen. Sehingga Anda dapat mengidentifikasi apakah kondisi pasien di rumah memburuk dan akan lebih baik dirawat di rumah sakit," kata juru bicara WHO Margaret Harris mengatakan pada briefing PBB di Jenewa.
Selain kekurangan oksigen, pasien Covid-19 mulai dari gejala sedang juga bisa alami pembekuan darah dan sudah seharusnya dirawat di rumah sakit. Karenanya, WHO menyarankan agar pasien menggunakan anti-koagulan dosis rendah untuk mencegah pembekuan darah. Saran itu juga berlaku untuk pasien Covid-19 yang sudah tetapi masih mengalami sisa gejala.
"Juga kami menyarankan penggunaan anti-koagulen dosis rendah untuk mencegah pembentukan gumpalan darah di pembuluh darah. Kami menyarankan penggunaan dosis yang lebih rendah daripada dosis yang lebih tinggi karena dosis yang lebih tinggi dapat menyebabkan masalah lain," kata Harris.
Dalam kesempatan yang sama, Harris juga menyampaikan perkembangan mengenai kunjungan WHO ke Wuhan, China.
Ia mengatakan bahwa tim ahli independen dipimpin WHO, yang saat ini berada di kota Wuhan, China, akan meninggalkan karantina dalam dua hari ke depan untuk melanjutkan pekerjaannya dengan para peneliti.
Dia melakukan penelitian dalam pembelajaran kolaboratif yang didukung komputer, analitik pembelajaran, dan pembelajaran seluler.
Dia menolak mengomentari laporan penundaan peluncuran vaksin di Uni Eropa. Juga menyatakan tidak memiliki data spesifik dan prioritas WHO adalah agar petugas kesehatan di semua negara divaksinasi dalam 100 hari pertama tahun ini.
Baca Juga: Melejit! Kota Bogor Sumbang Pasien COVID-19 Terbanyak di Jabar
AstraZeneca, yang mengembangkan usahanya dengan Universitas Oxford, mengatakan kepada Uni Eropa pada Jumat (22/1) bahwa mereka tidak dapat memenuhi target pasokan yang disepakati hingga akhir Maret.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke