Suara.com - Penguncian alias lockdown yang dilakukan Inggris berhasil menurunkan jumlah kasus Covid-19, di tengah upaya pemerintah untuk membuka kembali ekonomi.
Dilansir ANTARA, peneliti di Imperial College London mengatakan, lockdown nasional ketiga yang dilakukan Inggris membantu mengurangi infeksi.
Namun, prevalensi kasus tetap tinggi karena Perdana Menteri Boris Johnson memperhatikan cara untuk membuka kembali ekonomi.
Johnson dijadwalkan untuk membuat peta jalan dari lockdown, yang dimulai pada 5 Januari, pada Senin.
Johnson telah mengatakan bahwa itu akan menjadi pendekatan yang hati-hati dan bijaksana.
Studi, yang dikenal sebagai REACT-1 dan dipimpin oleh para peneliti di Imperial College London, menemukan bahwa prevalensi nasional dua pertiga lebih rendah antara 4 dan 13 Februari dibandingkan dengan survei sebelumnya yang mencakup 6-22 Januari.
"Ini benar-benar berita yang menggembirakan. Kami pikir penguncian akan berpengaruh. Kami telah melihat penurunan yang cukup cepat ini sekarang antara Januari dan bulan ini," kata Paul Elliott, direktur program di Imperial, kepada wartawan.
"Tapi ... prevalensi sebenarnya masih sangat tinggi." kata dia.
Angka terakhir menunjukkan bahwa 51 per 10.000 orang terinfeksi, turun dari 157 per 10.000 pada survei Januari, dan butuh waktu 15 hari agar infeksi berkurang setengahnya.
Baca Juga: Lockdown Selesai, Australian Open Kembali Dihadiri Penonton
Prevalensi turun di semua kelompok usia, turun dari 0,93 persen menjadi 0,30 persen di antara usia di atas 65-an, meskipun para peneliti mengatakan mereka tidak memiliki bukti bahwa ini didorong oleh peluncuran vaksin, yang telah ditargetkan pada kelompok yang lebih tua.
REACT-1 adalah salah satu survei prevalensi terbesar dan paling banyak ditonton di Inggris, dan para peneliti mengeluarkan hasil sementara dalam pracetak yang belum ditinjau.
Menteri Kesehatan Matt Hancock mengatakan bahwa temuan itu merupakan tanda yang menggembirakan bahwa penguncian berhasil.
"Sementara tren yang kami amati adalah kabar baik, kami perlu bekerja keras untuk menekan infeksi dengan tetap berpegang pada langkah-langkah itu," katanya.
Inggris mencatat 799 kematian baru dari pasien yang terbukti positif Covid-19 selama 28 hari, dan 10.625 kasus tambahan, demikian data yang dirilis pada Selasa.
Angka kematian harian Covid-19 naik dari 230 yang tercatat pada Senin, namun data pada Senin berubah oleh penundaan laporan akhir pekan. Jumlah total kematian Covid-19 dalam sepekan turun 26 persen dibanding pekan lalu.
Berita Terkait
- 
            
              Makna Haru di Balik Selebrasi Declan Rice: Aku Tahu Dia Menonton di Atas Sana
 - 
            
              Manchester City Raih Kemenangan, Pep Guardiola Serang Wasit
 - 
            
              Gelar Pangeran Andrew Dicabut Gegara Pelecehan Seksual, Keluarga Giuffre Beri Respon Sinis
 - 
            
              Ruben Amorim Tantang Pemain Manchester United Perbaiki Mental Tandang
 - 
            
              Prediksi Manchester City vs Bournemouth: Ujian Berat The Citizens di Etihad
 
Terpopuler
- 3 Pilihan Cruiser Ganteng ala Harley-Davidson: Lebih Murah dari Yamaha NMAX, Cocok untuk Pemula
 - 7 Mobil Bekas Favorit 2025: Tangguh, Irit dan Paling Dicari Keluarga Indonesia
 - 5 Mobil Bekas Punya Sunroof Mulai 30 Jutaan, Gaya Sultan Budget Kos-kosan
 - 25 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 1 November: Ada Rank Up dan Pemain 111-113
 - 5 HP Murah Terbaik dengan Baterai 7000 mAh, Buat Streaming dan Multitasking
 
Pilihan
- 
            
              Emas Hari Ini Anjlok! Harganya Turun Drastis di Pegadaian, Antam Masih Kosong
 - 
            
              Pemilik Tabungan 'Sultan' di Atas Rp5 Miliar Makin Gendut
 - 
            
              Media Inggris Sebut IKN Bakal Jadi Kota Hantu, Menkeu Purbaya: Tidak Perlu Takut!
 - 
            
              5 HP RAM 12 GB Paling Murah, Spek Gahar untuk Gamer dan Multitasking mulai Rp 2 Jutaan
 - 
            
              Meski Dunia Ketar-Ketir, Menkeu Purbaya Klaim Stabilitas Keuangan RI Kuat Dukung Pertumbuhan Ekonomi
 
Terkini
- 
            
              Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
 - 
            
              Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
 - 
            
              Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
 - 
            
              Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
 - 
            
              Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!
 - 
            
              Dari Laboratorium ITB, Lahir Teknologi Inovatif untuk Menjaga Kelembapan dan Kesehatan Kulit Bayi
 - 
            
              Manfaatkan Musik dan Lagu, Enervon Gold Bantu Penyintas Stroke Temukan Cara Baru Berkomunikasi
 - 
            
              Gerakan Peduli Kanker Payudara, YKPI Ajak Perempuan Cintai Diri Lewat Hidup Sehat
 - 
            
              Krisis Iklim Kian Mengancam Kesehatan Dunia: Ribuan Nyawa Melayang, Triliunan Dolar Hilang
 - 
            
              Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara