Suara.com - Penyanyi sekaligus aktris Demi Lovato mengaku bahwa ia sempat mengalami stroke sebanyak tiga kali. Bahkan, wanita 28 tahun juga pernah terkena serangan jantung.
"Dokterku mengatakan bahwa aku memiliki waktu lima hingga sepuluh menit," tutur Demi, dalam tayangan dokumenternya bertajuk 'Demi Lovato: Dancing With the Devil', Rabu (18/2/2021).
Hal ini membuatnya menderita kerusakan otak yang hingga kini masih terasa efeknya.
"Saya tidak bisa mengendarai mobil karena saya memiliki titik buta pada penglihatan saya. Dan saya juga sudah lama mengalami kesulitan membaca," tutur Demi.
Selain kedua penyakit tersebut, Demi juga dilaporkan mengalami kecanduan, penyakit mental, dan gangguan makan selama bertahun-tahun hingga overdosis.
Stroke dapat memengaruhi otak. Jika stroke terjadi dan aliran darah tidak dapat mencapai daerah yang mengontrol fungsi tubuh tertentu, bagian tubuh tersebut tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.
Berdasarkan American Stroke Association, jika stroke terjadi di bagian belakang otak, misalnya, kemungkinan akan terjadi beberapa kecacatan yang melibatkan penglihatan.
Efek stroke bergantung pada lokasi obstruksi dan luasnya jaringan otak yang terkena. Namun, karena satu sisi otak mengontrol sisi tubuh yang lain, maka akan mengakibatkan komplikasi neurologis pada sisi tubuh yang dideritanya.
Kabar baiknya, melansir Penn Medicine Lancaster General Health, otak memiliki kemampuan untuk 'memperbaiki' dirinya sendiri.
Baca Juga: Lewat Autopsi, Studi Ungkap Alasan Covid-19 Sebabkan Kabut Otak
Pemulihan awal setelah stroke kemungkinan besar disebabkan oleh penurunan pembengkakan jaringan otak, pembuangan racun dari otak, dan peningkatan sirkulasi darah. Sel yang rusak, tetapi tidak bisa diperbaiki, akan mulai sembuh dan berfungsi lebih normal.
Terapi rehabilitasi dapat merangsang tumbuhnya sel-sel saraf dan membuat koneksi ke sel-sel saraf lain. Otak dapat merekrut bagian yang masih hidup untuk mengambil alih fungsi dari area yang rusak.
Penelitian juga menunjukkan bahwa otak sebenarnya dapat membuat sel saraf baru melalui proses neurogenesis. Jadi, ada harapan untuk sembuh setelah mengalami stroke.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lupakan Louis van Gaal, Akira Nishino Calon Kuat Jadi Pelatih Timnas Indonesia
- Mengintip Rekam Jejak Akira Nishino, Calon Kuat Pelatih Timnas Indonesia
- 7 Mobil Keluarga 7 Seater Seharga Kawasaki Ninja yang Irit dan Nyaman
- Link Download Logo Hari Santri 2025 Beserta Makna dan Tema
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 Oktober 2025: Banjir 2.000 Gems, Pemain 110-113, dan Rank Up
Pilihan
-
5 Laga Klasik Real Madrid vs Juventus di Liga Champions: Salto Abadi Ronaldo
-
Prabowo Isyaratkan Maung MV3 Kurang Nyaman untuk Mobil Kepresidenan, Akui Kangen Naik Alphard
-
Suara.com Raih Penghargaan Media Brand Awards 2025 dari SPS
-
Uang Bansos Dipakai untuk Judi Online, Sengaja atau Penyalahgunaan NIK?
-
Dedi Mulyadi Tantang Purbaya Soal Dana APBD Rp4,17 Triliun Parkir di Bank
Terkini
-
Supaya Anak Peduli Lingkungan, Begini Cara Bangun Karakter Bijak Plastik Sejak Dini
-
Kemendagri Dorong Penurunan Angka Kematian Ibu Lewat Penguatan Peran TP PKK di Daerah
-
Gaya Hidup Modern Bikin Diabetes di Usia Muda Meningkat? Ini Kata Dokter
-
Saat Kesehatan Mata Jadi Tantangan Baru, Ini Pentingnya Vision Care Terjangkau dan Berkelanjutan
-
Bikin Anak Jadi Percaya Diri: Pentingnya Ruang Eksplorasi di Era Digital
-
Rahasia Tulang Kuat Sejak Dini, Cegah Osteoporosis di Masa Tua dengan Optimalkan Pertumbuhan!
-
Terobosan Baru! MLPT Gandeng Tsinghua Bentuk Program AI untuk Kesehatan Global
-
Ubah Waktu Ngemil Jadi "Mesin" Pembangun Ikatan Anak dan Orang Tua Yuk!
-
Kasus Kanker Paru Meningkat, Dunia Medis Indonesia Didorong Adopsi Teknologi Baru
-
Osteoartritis Mengintai, Gaya Hidup Modern Bikin Sendi Cepat Renta: Bagaimana Solusinya?