“Mendapatkan virus dari vaksin sama seperti mendapatkan ayam dari telur orak-arik,” kata Jill Foster, MD, seorang dokter penyakit menular pediatrik dan seorang profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Minnesota di Minneapolis. Artinya, itu tidak mungkin terjadi, karena tidak ada virus di dalam vaksin.
Hayley Gans, MD, seorang dokter penyakit menular pediatrik Stanford Medicine di Palo Alto, California, menjelaskan, “Cara kerja vaksin adalah dengan memaparkan tubuh Anda pada protein yang ada di permukaan virus, tetapi virus lainnya tidak hadir. Oleh karena itu, Anda tidak terinfeksi virus dan tidak dapat berubah menjadi virus.”
Mitos 4: Setelah divaksinasi, Anda bisa langsung kembali ke kehidupan normal.
Fakta: Bahkan setelah orang mendapatkan vaksin mRNA dan suntikan booster yang diperlukan, mereka tetap perlu memakai masker dan menghindari kontak dekat dengan orang lain, karena, CDC menjelaskan, tidak diketahui apakah mereka masih dapat membawa virus dan menularkannya ke orang lain atau tidak.
"Kami tidak tahu setelah Anda divaksinasi apakah Anda masih dapat memiliki beberapa virus yang bereplikasi di saluran pernapasan bagian atas," kata. Dr. Gans.
“Jadi saya pikir sangat penting bagi setiap orang untuk terus mempraktikkan kebiasaan baik untuk mengurangi penyakit sampai kita melihat herd immunity lengkap dan virus ini lenyap sama sekali,” katanya lagi.
Herd immunity atau kekebalan kelompok didefinisikan oleh Mayo Clinic sebagai titik di mana penyebaran penyakit dari orang ke orang menjadi tidak mungkin karena kekebalan yang telah meluas.
Gans juga menekankan bahwa vaksin tersebut telah terbukti 95 persen efektif, yang berarti tidak menjamin perlindungan penuh. Tetapi jika orang yang divaksinasi terinfeksi, mereka jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengembangkan penyakit parah.
“Begitulah cara kerja banyak vaksin. Orang yang mendapatkan vaksin flu mungkin benar-benar terkena flu, tetapi mereka tidak sampai di rumah sakit.”
Baca Juga: Pernah Terpapar, Besok Wakil Wali Kota Bandung Disuntik Vaksin Covid-19
Mitos 5: Vaksin meningkatkan risiko Anda untuk mengembangkan autisme atau kanker.
Fakta: “Tidak ada vaksin yang saat ini kami miliki yang menyebabkan autisme atau kanker,” kata Dr. Foster.
Foster menjelaskan bahwa ada sistem untuk mengidentifikasi dan melaporkan setiap efek merugikan yang jarang terjadi dari vaksinasi Covid-19. Dan salah satu tugas utama Kantor Keamanan Imunisasi CDC adalah melakukan penelitian untuk mengetahui apakah kejadian buruk yang dilaporkan oleh dokter, produsen vaksin, dan publik benar-benar disebabkan oleh vaksin tersebut.
Mitos 6: Vaksin dapat menyebabkan kemandulan.
Fakta: The New York Times melaporkan pada 10 Desember tentang rumor yang membanjiri internet bahwa vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan pada wanita karena mengandung bahan yang mengganggu perkembangan plasenta.
Sekali lagi, Dr. Bernstein berkata, “Tidak ada data untuk mendukung hipotesis ini. Para ahli percaya bahwa vaksin mRNA tidak mungkin menimbulkan risiko bagi wanita hamil atau janinnya."
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental
-
Dari Alat Medis hingga Kesehatan Digital, Indonesia Mempercepat Transformasi Layanan Kesehatan