Suara.com - Penelitian di Amerika Serikat menemukan bahwa penyebab kematian tak terduga pada bayi paling banyak masih disebabkan selimut yang terlalu lembut. Studi dilakukan terhadap hampir 5.000 kematian bayi tak terduga mendadak (SUID).
Dalam data yang dilacak Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), mencakup kematian yang terjadi pada anak-anak di bawah usia 1 tahun dari 2011-2017, hasilnya 72 persen kematian bayi akibat tempat tidur yang tidak aman.
Studi itu dipublikasikan dalam jurnal American Academy of Pediatrics, Pediatrics, edisi Mei. Ditemukan pula bahwa hanya 1-2 persen kasus SUID yang tidak disebabkan faktor tempat tidur tidak aman.
Dari hasil studi itu juga diketahui bahwa tidak ada penurunan yang signifikan pada kasis SUID sejak tahun 1990-an, meskipun ada peningkatan pesan dan pedoman tentang kebiasaan tidur yang aman untuk bayi.
CDC menyarankan untuk selalu menempatkan bayi telentang saat tidur, baik siang maupun malam. Permukaan tempat tidur yang direkomendasikan harus kokoh dan rata juga ditutup dengan seprai. Tidur bersama antara orangtua dengan bayi disarankan hingga berusia minimal 6 bulan atau satu tahun.
Disarankan juga untuk menjauhkan tempat tidur terlalu empuk pada bayi. Seperti selimut, bantal, bantalan bumper, dan mainan lembut dari area tidur. Orangtua harus memastikan bayi tidak terlalu kepanasan.
Dalam data tersebut, para peneliti menemukan bahwa sekitar 75 persen dari penjelasan dan kemungkinan kematian akibat mati lemas diakibatkan oleh obstruksi jalan napas yang dikaitkan dengan alas tidur yang lembut.
"Faktor tidur yang tidak aman adalah umum dalam kasus SUID. Tetapi kematian hanya dapat diklasifikasikan sebagai mati lemas untuk 20 persen kasus," kata para peneliti dalam jurnalnya, dikutip dari Fox News.
Mereka mengakui, butuh analisis lebih lanjut dari kematian yang tidak dapat dijelaskan, termasuk perbaikan berkelanjutan untuk investigasi dan dokumentasi tempat kematian. Sehingga dapat menghasilkan penemuan untuk penelitian fisiologis dan genetik kemungkinan bayi meninggal.
Baca Juga: Polisi Bongkar Pembuang Bayi di Dekat Air Terjun, Pelakunya Muda-mudi
"Memajukan pemahaman kita tentang celah dalam penyelidikan SUID dan meningkatkan pemahaman kita tentang bayi dengan risiko tertinggi," katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek
-
Jaringan Layanan Kesehatan Ini Dorong Gaya Hidup Sehat Lewat Semangat "Care in Every Step"
-
Rekomendasi Minuman Sehat untuk Kontrol Diabetes, Ini Perbandingan Dianesia, Mganik dan Flimeal
-
Akses Perawatan Kanker Lebih Mudah dengan Fasilitas Radioterapi Modern
-
SEA Games Thailand 2025: Saat Kenyamanan Jadi Bagian dari Performa Atlet Indonesia
-
Gatam Institute Eka Hospital Buktikan Operasi Lutut Robotik Kelas Dunia Ada di Indonesia
-
Teknologi Kesehatan Makin Maju: CT Scan Generasi Baru Percepat Diagnostik dan Tingkatkan Kenyamanan
-
Mengapa Air Minum Hasil Distilasi Lebih Aman untuk Kesehatan? Begini Penjelasannya
-
Temuan Baru tentang Polifenol Spearmint: Pendukung Alami Memori, Konsentrasi, hingga Kinerja Mental