Suara.com - Sayur adalah makanan yang mengandung banyak nutrisi dan vitamin. Tapi, banyak orang yang tidak suka makan sayur atau pilih-pilih sayuran, terutama anak-anak.
Sebuah studi baru pun menunjukkan bahwa seseorang yang tidak suka makan kubis brussel, kangkong dan kubis biasa justru hal yang baik.
Sebuah Penelitian di AS menemukan bahwa mereka yang tidak menyukai makanan pahit memiliki kemungkinan 10 kali lipat lebih kecil untuk terinfeksi virus corona Covid-19.
Tak hanya itu, mereka juga akan mengalami gejala dan efek samping lebih ringan bila terinfeksi virus corona Covid-19. Karena, reseptor rasa pahit inilah yang berperan penting dalam kekebalan tubuh.
"Reseptor rasa pahit memainkan peran penting dalam kekebalan bawaan terhadap sistem pernapasan bagian atas," kata para peneliti dalam makalah yang diterbitkan di JAMA Network Open dikutip dari The Sun.
Orang yang merasa sulit untuk mengonsumsi makanan pahit ini dikenal sebagai "supertaster". Selain itu, mereka memiliki makanan dengan intensitas yang lebih besar dan biasanya menghindari sayuran mengandung belerang, seperti kubis brussel, brokoli, kubis, jamur dan lobak.
Orang supertaster memiliki lebih banyak selera makan daripada orang biasanya, yang relatif mudah untuk diuji. Namun, karakteristik tersebut juga diduga terkait dengan ekspresi gen yang disebut TAS2R38.
Sebuah tim dokter medis yang dipimpin oleh Henry Barnham dari Sinus dan Spesialis Hidung dari Louisiana, pertama kali menghubungkan supertaster dengan virus corona Covid-19 ketika menyelidiki penyebab orang kehilangan indera perasa dan penciuman selama sakit.
Mereka mengambil sampel dari 100 pasien yang positif virus corona Covid-19 dan mendeteksi orang supertaster menggunakan strip kertas.
Baca Juga: Virus Corona Diduga Pengaruhi Siklus Menstruasi, Begini Kata Dokter Kandungan
Anehnya, tak satu pun di antara 100 orang itu yang masuk dalam kelompok supertaster alias orang yang sulit mengonsumsi makanan pahit.
Kemudian, mereka memperluas Penelitian ke hampir 2.000 pasien, 266 di antaranya dinyatakan positif virus corona Covid-19. Mereka pun mencari tahu pasien yang termasuk supertaster dan kemungkinan memiliki gen reseptor rasa pahit TAS2R38.
Lebih dari seperempat orang atau 26,3 persen peserta adalah supertaster, yang sesuai dengan perkiraan peneliti sebelumnya.
Mereka pun menemukan hanya 5 persen orang supertaster yang terinfeksi virus corona Covid-19. Artinya, jumlah orang supertaster yang terinfeksi virus corona 10 kali lebih rendah dibandingkan orang yang dianggap "non-perasa".
Sekitar 26,4 persen orang non-perasa memiliki tingkat rasa di bawah rata-rata dan menyumbang Sebanyak 55,3 persen kasus positif virus corona Covid-19.
Sedangkan, 47,4 persen orang yang memiliki tingkat rasa normal menyumbang Sebanyak 39,1 persen kasus positif virus corona Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
- 7 Rekomendasi Parfum Terbaik untuk Pelari, Semakin Berkeringat Semakin Wangi
- 8 Moisturizer Lokal Terbaik untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Solusi Flek Hitam
- 15 Kode Redeem FC Mobile Aktif 10 Oktober 2025: Segera Dapatkan Golden Goals & Asian Qualifier!
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua