Suara.com - Sejumlah negara Eropa termasuk Jerman dan Prancis menghentikan sepenuhnya penggunaan vaksin AstraZeneca untuk program vaksinasi. Apa kata Uni Eropa tentang hal ini?
Dilansir ANTARA, Marco Cavaleri, Kepala Satgas Covid-19 Badan Pengawas Obat Eropa (EMA), mengatakan secara resmi, EMA menganggap suntikan Astrazeneca aman bagi semua kalangan usia.
Namun ia tak menampik bahwa ada negara yang menghentikan pemberian vaksin tersebut pada orang di bawah usia tertentu, biasanya berkisar antara 50-65 tahun, membatasi penggunaannya pada populasi yang lebih tua akibat kasus pembekuan darah langka, terutama di kalangan kaum muda.
"Dalam konteks pandemi, posisi kami adalah bahwa rasio risiko-manfaat tetap menguntungkan untuk semua kelompok usia," katanya kepada surat kabar Italia La Stampa.
Namun, saat jumlah kasus COVID-19 menurun dan dengan mempertimbangkan bahwa populasi yang lebih mudah kurang berisiko terinfeksi COVID-19, Cavaleri mengatakan akan lebih baik menggunakan vaksin COVID-19 berdasarkan teknologi messenger RNA (mRNA), seperti vaksin Moderna dan Pfizer-BioNTech.
Ditanya apakah otoritas kesehatan harus menghindari pemberian vaksin Astrazeneca pada usia di atas 60 tahun, Cavaleri menjawab,
"Ya, dan banyak negara, seperti Prancis dan Jerman, mempertimbangkannya mengingat ketersediaan vaksin mRNA yang lebih banyak," terangnya.
Pemerintah Italia pada Jumat (11/6) mengatakan akan membatasi penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca pada orang di atas usia 60 tahun, setelah seorang remaja penerima vaksin tersebut meninggal akibat pembekuan darah langka.
Seperti banyak negara Eropa, Italia langsung menghentikan vaksinasi dosis AstraZeneca pada Maret atas kekhawatiran kasus langka pembekuan darah.
Baca Juga: Uji Coba Vaksin Baru, Rusia Malah Alami Kenaikan Kasus COVID-19
Vaksin digunakan kembali pada bulan berikutnya dengan rekomendasi bahwa produk tersebut "lebih disukai" digunakan untuk orang di atas usia 60 tahun, setelah EMA mengatakan khasiat vaksin lebih besar ketimbang risikonya.
Berita Terkait
-
IEU-CEPA Disepakati, Uni Eropa Lirik Industri F&B hingga Energi Terbarukan Indonesia
-
Uni Eropa Gagal Sepakati Target Iklim 2035, Hanya Bawa Pernyataan Niat ke PBB
-
Rencana Kontroversial Eropa: 'Beli Kuota Dosa' untuk Penuhi Target Iklim? Masa Depan Bumi Terancam!
-
BYD Ekspor Mobil Listrik dari Thailand, Hindari Tarif Tinggi Uni Eropa
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
Terpopuler
- Naksir Avanza Tahun 2015? Harga Tinggal Segini, Intip Pajak dan Spesifikasi Lengkap
- 5 Krim Kolagen Terbaik yang Bikin Wajah Kencang, Cocok untuk Usia 30 Tahun ke Atas
- 7 Rekomendasi Ban Motor Anti Slip dan Tidak Cepat Botak, Cocok Buat Ojol
- 5 Mobil Bekas Senyaman Karimun Budget Rp60 Jutaan untuk Anak Kuliah
- 5 Rekomendasi Bedak Waterproof Terbaik, Anti Luntur Saat Musim Hujan
Pilihan
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
-
Google Year in Search 2025: Dari Budaya Timur hingga AI, Purbaya dan Ahmad Sahroni Ikut Jadi Sorotan
-
Seberapa Kaya Haji Halim? Crazy Rich dengan Kerajaan Kekayaan tapi Didakwa Rp127 Miliar
-
Toba Pulp Lestari Dituding Biang Kerok Bencana, Ini Fakta Perusahaan, Pemilik dan Reaksi Luhut
-
Viral Bupati Bireuen Sebut Tanah Banjir Cocok Ditanami Sawit, Tuai Kecaman Publik
Terkini
-
Ikan Sidat, Harta Karun Gizi Asli Indonesia: Rahasia Nutrisi Tinggi dalam Susu Flyon
-
Wajib Tahu! Kata Dokter, Korset Pasca Caesar Bukan Cuma Tren, Tapi Kunci Pemulihan Cepat
-
Bocoran Zaskia Sungkar: 3 Produk Wajib Ada untuk Kulit Newborn, Apa Saja?
-
Mengapa Jenazah Banjir Sumatera Tanpa Identitas Dikuburkan Tanpa Tunggu Identifikasi?
-
Rahasia Umbi Garut di Minuman Ini: Solusi Alami Obati GERD dan Maag yang Direkomendasikan Ahli Gizi!
-
Kewalahan Hadapi Dunia Digital? Ini Tantangan Parenting Terbesar Orang Tua Masa Kini
-
Cuaca Lagi Labil, Ini Tips Atasi Demam Anak di Rumah
-
Gangguan Irama Jantung Intai Anak Muda, Teknologi Ablasi Dinilai Makin Dibutuhkan
-
BPOM Edukasi Bahaya AMR, Gilang Juragan 99 Hadir Beri Dukungan
-
Indonesia Masuk 5 Besar Kelahiran Prematur Dunia, Siapkah Tenaga Kesehatan Menghadapi Krisis Ini?