Suara.com - Munculnya varian delta Covid-19 bukan satu-satunya penyebab terjadinya lonjakan kasus akhir-akhir ini.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika dalam dialog Satgas Penanganan Covid-19, Selasa (22/6/2021), mengatakan bahwa perilaku manusia turut berperan dalam meningkatnya kasus Covid-19.
"Saya yakin sekali bahwa faktor manusia juga berperan. Jadi adanya kerumunan kemudian kedua faktor lingkungan. Jadi ini yang kita hadapi," katanya.
Meski begitu tak bisa dipungkiri, varian Delta memang lebih mudah menular.
"Variant of concerence yang menjadi konsen bersama adalah Alfa dan Delta. Varian Alfa memang masih dominan sekitar 60 sampai 65 persen di dunia yang ditemukan sampai saat ini. Sedangkan Delta, yang menarik tadinya hanya 2-3 persen sampai 5 persen virus dunia. Satu sampai dua minggu terakhir melonjak hingga 20 persen atau lebih di dunia itu sudah digolongkan varian Delta," jelasnya.
Dokter Mahardika menjelaskan, hal itu terjadi karena adanya perubahan sebanyak 23 titik gen pada tubuh virus. Meski begitu, perubahan yang terjadi hanya mencakup 0,1 persen. Sehingga belum tentu bisa menyebabkan infeksi Covid-19 jadi lebih berat.
"Satu di protoase dari virus ini memangalami perubahan yang kemungkinan jadi mudah menular dari orang ke orang," jelasnya.
Akan tetapi, hingga saat ini belum ada data yang membuktikan bahwa varian Delta meningkatkan angka kematian pasien Covid-19. Kondisi itu pula yang terjadi di India, tempat varian Delta pertama kali ditemukan.
"Syukurnya dari negara India, di mana virus ini pertama kali muncul, memang di awal Mei kasusnya sampai 400.000 perhari tapi kemudian dalam satu minggu terakhir sudah menurun menjadi 50 sampai 80.000 perhari. Jadi asosiasi bahwa dia itu menyebabkan lebih mudah menular dan lebih ganas itu belum ada. Kita syukuri dulu itu, inilah yang kita hadapi," pungkasnya.
Baca Juga: Sembuh, 86 Pasien Positif Covid-19 Asal Kudus Dipulangkan dari Asrama Haji Donohudan
Berita Terkait
-
Ariana Grande Idap Salah Satu Virus Mematikan, Mendadak Batal Hadiri Acara
-
Kasus TBC di Jakarta Capai 49 Ribu, Wamenkes: Kematian Akibat TBC Lebih Tinggi dari Covid-19
-
Anggaran Daerah Dipotong, Menteri Tito Minta Pemda Tiru Jurus Sukses Sultan HB X di Era Covid
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis