Suara.com - Varian delta yang sangat menular terus menyebar membuat banyak orang khawatir efeknya pada anak-anak yang belum divaksinasi.
Sebelumnya telah diketahui bahwa sebagian besar anak-anak terhindar dari komplikasi serius Covid-19 sepanjang pandemi. Sementara lebih dari 4 juta anak telah terinfeksi SARS-COV-2, sebagian besar kasus telah ringan, jarang menyebabkan rawat inap dan kematian.
Melansir dari Healthline, ada laporan terbaru tentang anak-anak yang dirawat di unit perawatan intensif dan lebih banyak anak didiagnosis dengan Covid-19. Tetapi data terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menunjukkan tingkat rawat inap dan risiko penyakit parah belum meningkat di antara anak-anak.
Pada saat yang sama, para ahli penyakit menular tidak terkejut melihat kasus-kasus yang meningkat di kalangan anak-anak karena mereka masih belum divaksinasi dan mulai kembali ke kegiatan normal.
Menurut para ahli, cara paling efektif untuk melindungi anak-anak yang belum memenuhi syarat adalah membuat lebih banyak orang dewasa untuk divaksinasi.
"Anak-anak terhindar dari konsekuensi parah dari Covid-19 dan lebih kecil kemungkinannya untuk menyebarkannya, dan saya pikir itu tetap berlaku untuk varian delta meskipun berita utama yang menakutkan," kata Dr. Amesh Adalja, ahli penyakit menular di Johns Hopkins Pusat Keamanan Kesehatan Universitas kepada Healthline.
Namun risiko anak-anak terinfeksi tampaknya meningkat dengan varian Delta. Varian Delta adalah varian yang lebih menular dan diharapkan untuk memicu wabah di daerah dengan tingkat vaksinasi yang rendah.
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), anak-anak masih memiliki risiko rendah sakit parah dari Covid-19 meski kecil. Data terbaru menunjukkan bahwa anak-anak membentuk sekitar 1,3 hingga 3,6 persen dari total rawat inap yang dilaporkan dan bahwa sekitar 0,1 hingga 1,9 persen dari semua kasus Covid-19 pada anak-anak mengakibatkan rawat inap.
"Rawat inap tidak meningkat pada anak-anak sebagai akibat dari varian delta, sehingga mereka masih tampak dalam rendah risiko Covid-19 bahkan dengan varian ini," kata Dr. Monica Gandhi, seorang spesialis penyakit menular dengan University of California, San Francisco .
Baca Juga: Google Wajibkan Karyawan Harus Vaksin sebelum Balik ke Kantor
Richard Martinello, spesialis pengobatan penyakit menular di Yale School of Medicine mengatakan bahwa meskipun anak-anak memiliki risiko yang lebih rendah, persentase kecil anak-anak mengembangkan komplikasi, seperti Sindrom Inflamasi Multisistem (MIS-C) atau gejala jangka panjang Covid-19 yang terkait dengan kondisi medis anak.
Sama seperti orang dewasa, anak-anak yang memiliki masalah medis memiliki risiko komplikasi yang lebih besar. Jika Anda memiliki anak yang sehat tanpa masalah medis, Adalja mengatakan orangtua dapat membuat penilaian risiko yang terinformasi bahwa anak Anda mungkin tidak perlu mengenakan topeng dalam situasi di mana itu tidak diperlukan.
Jika Anda memiliki anak yang misalnya memiliki transplantasi jantung dan mengambil imunosupresan, maka Anda akan perlu mengambil tindakan pencegahan ekstra.
Cara paling efektif untuk menjaga keamanan anak-anak adalah melakukan vaksinasi orang dewasa dan mengurangi kesempatan bagi penyebaran virus corona di antara anak-anak.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
-
Pundit Belanda: Patrick Kluivert, Alex Pastoor Cs Gagal Total
-
Tekstil RI Suram, Pengusaha Minta Tolong ke Menkeu Purbaya
Terkini
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika