Suara.com - Baru-baru ini tengah heboh skandal lifter asal China Hou Zhihui yang diduga menggunakan doping dalam ajang angkat besi Olimpiade Tokyo 2020. Rumor itu muncul setelah diberitakan oleh kantor berita India, Asian News International (ANI) Senin (26/7/2021). Menarik diketahui, beberapa jenis doping yang populer dipakai atlet.
Pasalnya, skandal doping atau kasus atlet pakai doping ini bukan pertama kali terjadi. Dilansir dari BBC, doping merupakan zat terlarang yang biasa dikonsumsi oleh atlet untuk menunjang performanya
Zat tersebut sering disebut sebagai Performance Enhancing Drugs (PED). Zat tersebut terlarang bahkan haram digunakan di dunia olahraga karena bisa menyebabkan masalah kesehatan.
Atlet yang diduga menggunakan doping akan di tes anti-doping. Ada dua jenis tes yang biasa dilakukan, yakni melalui urin dan darah. Sampel yang diambil akan dikirim ke laboratorium yang memiliki akreditasi dari WADA (World Anti-Doping Code) untuk dianalisis.
Doping yang populer dipakai atlet
Meski terlarang, ternyata cukup banyak jenis dan metode doping yang populer di kalangan atlet. Berikut jenis-jenis doping yang populer dipakai atlet dirangkum dari berbagai sumber.
1. Eritropoietin (EPO)
Eritropoietin merupakan hormon peptida yang diproduksi secara alami oleh tubuh manusia. Biasanya atlet penyuntikan EPO untuk meningkatkan konsentrasi sel darah merah dan kapasitas aerobik yang dimiliki.
Penggunaan EPO bisa mengakibatkan pengentalan darah, penyakit jantung, emboli otak atau paru, dan bahkan bisa menyebabkan kematian.
2. CERA
Baca Juga: Terbukti Doping, Sprinter Nigeria Resmi Dicoret dari Olimpiade Tokyo 2020
CERA atau Continuous Erythropoiesis Receptor Activator merupakan turunan generasi ketiga dari EPO. CERA kerap digunakan untuk meningkatkan kapasitas pembawa oksigen guna meningkatkan daya tahan tubuh. CERA juga sering digunakan setelah pelatihan untuk mendorong pemulihan yang lebih cepat.
3. Steroid
Steroid anabolik adalah obat yang menyerupai testosteron yakni hormon yang diproduksi di testis pria dan ovarium wanita tetapi jumlahnya rendah.
Steroid mampu meningkatkan ukuran dan pertumbuhan otot. Ada juga klaim bahwa steroid bisa mempercepat pemulihan pascacedera.
4. Diuretik
Diuretik sering digunakan untuk menyamarkan deteksi zat terlarang lainnya. Selain menutupinya, diuretik juga sering digunakan atlet untuk menurunkan berat badan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
Harga Emas Hari Ini Turun: Antam Belum Tersedia, Galeri 24 dan UBS Anjlok!
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
Terkini
-
Banyak Perempuan Takut Skrining Kanker Payudara, Cek Kesehatan Gratis Nggak Ngaruh?
-
K-Pilates Hadir di Jakarta: Saat Kebugaran, Kecantikan, dan Wellness Jadi Satu
-
Plak, Gusi Berdarah, Gigi Berlubang: Masalah Sehari-Hari yang Jadi Ancaman Nasional?
-
Mudah dan Ampuh, 8 Cara Mengobati Sariawan yang Bisa Dicoba
-
5 Inovasi Gym Modern: Tak Lagi Hanya Soal Bentuk Tubuh dan Otot, Tapi Juga Mental!
-
Dua Pelari Muda dari Komunitas Sukses Naik Podium di Jakarta Running Festival 2025
-
Seberapa Kuat Daya Tahan Tubuh Manusia? Ini Kata Studi Terbaru
-
Langkah Kecil, Dampak Besar: Edukasi SADARI Agar Perempuan Lebih Sadar Deteksi Dini Kanker Payudara
-
Ginjal Rusak Tanpa Gejala? Inovasi Baru Ini Bantu Deteksi Dini dengan Akurat!
-
Apotek Bisa Jadi Garda Depan Edukasi dan Deteksi Dini Stunting, Begini Perannya