Suara.com - Penurunan kasus baru Covid-19 harian yang dilaporkan beberapa hari terakhir menjadi bukti bahwa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM berhasil.
Meski begitu, pakar meminta masyarakat dan pemerintah untuk tetap waspada dan tidak lengah, agar kasus Covid-19 tidak kembali meningkat.
Prof Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar Fakultas Kedokter Universitas Indonesia, mengatakan bahwa pelonggaran PPKM yang diberlakukan jangan sampai malah merugikan.
"Agar kasus tidak naik, sangat tergantung pada tiga hal, yakni orang yang menularkan, moda cara penularan, dan orang yang tertular," tutur Prof Tjandra, dalam keterangannya kepada Suara.com.
Prof Tjandra mengatakan mengurangi jumlah orang yang menularkan Covid-19 bisa dilakukan dengan dua cara, yakni meningkatkan jumlah tes yang dilakukan dan melakukan penelusuran alias tracing secara lebih masif.
Terkait cara penularan, langkah yang perlu diambil adalah tetap melakukan protokol kesehatan di manapun berada. Bagi masyarakat yang sudah kembali mulai beraktivitas ke sekolah dan kantor, memakai masker dan menjaga jarak tetap harus dilakukan.
"Untuk pemerintah, harus berhati-hati melonggarkan PPKM secara bertahap," tambahnya.
Terakhir adalah meningkatkan proteksi kepada orang yang tertular. Hal ini bisa dilakukan dengan memaksimalkan cakupan vaksinasi serta upaya peningkatan daya tahan tubuh secara umum sepertim akan bergizi, olahraga, dan istirahat yang cukup.
Ia juga meminta pemerintah terus memantau perkembangan data kasus. Karena jika terlambat melakukan pengetatan sedikit saja, risiko kasus Covid-19 naik lagi sangat besar.
Baca Juga: Perlu Ditiru, Cara Cegah Rebutan Jenazah Covid-19 di Kabupaten Pangkep
Sementara itu berdasarkan data dari Satgas Covid-19 perhari ini, Rabu (1/9/2021), tercatat ada 4.089.801 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi, dengan 4,8 persen kasus aktif atau sebesar 196.281.
Berita Terkait
-
Korupsi Wastafel, Anggota DPRK Aceh Besar jadi Tersangka usai Polisi Dapat 'Restu' Muzakir Manaf
-
Indonesia Nomor 2 Dunia Kasus TBC, Menko PMK Minta Daerah Bertindak Seperti Pandemi!
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!