Suara.com - Penelitian tentang asal usul virus Corona seakan-akan menjadi kompetisi yang dilakukan oleh China dan Amerika Serikat.
Terbaru, peneliti China mengatakan Covid-19 sudah ditemukan di Amerika Serikat sejak September 2019!
Hasil penelitian yang dirampung menjadi makalah ini ditulis oleh para peneliti dari University of Science and Technology of China dan University of Chinese Academy of Science. Mereka menyebutkan virus penyebab COVID-19 itu diperkirakan menyebar secara diam-diam di AS pada awal September 2019, demikian makalah pracetak yang diunggah di platform yang dikembangkan oleh Chinese Academy of Science (CAS).
Makalah itu merupakan laporan hasil penelitian yang memadukan ilmu matematika dengan teknologi kecerdasan artifisial, serta analisis kualitatif dan kuantitatif terhadap penularan penyakit.
Para peneliti memilih 12 di lokasi di AS yang mewakili untuk diteliti guna menemukan kasus infeksi pertama pada Agustus-Oktober 2019 atau lebih awal dari data resmi tentang kasus pertama COVID-19 di AS pada 20 Januari 2020.
Hasil penelitian mengindikasikan bahwa pandemi COVID-19 di AS dimulai sekitar September 2019 dengan tingkat probabilitas yang sangat tinggi.
Selain itu, penelitian tersebut juga merujuk pada kasus terkonfirmasi di Kota Wuhan dan Provinsi Zhejiang, China, untuk mendapatkan kesimpulan mengenai waktu terjadinya COVID-19.
Menurut para peneliti itu, penyebaran COVID-19 di China kemungkinan dimulai pada akhir Desember 2019.
Sebuah penelitian yang mengambil data dari Lembaga Kesehatan Nasional AS pada 2 Januari-18 Maret 2020 menunjukkan bahwa pada bulan Juni terdapat tujuh warga di lima negara bagian, yakni Illinois, Massachusetts, Mississippi, Pennsylvania, dan Wisconsin yang terinfeksi.
Baca Juga: Dukun Penemu Ramuan Obat Covid Meninggal karena Virus Corona
Dari data tersebut para peneliti China menyimpulkan bahwa kasus tersebut terjadi sebelum kasus pertama dilaporkan di AS pada 21 Januari 2020.
Mantan Kepala Bidang Epidemiologi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular China (CCDC) Zeng Guang mengatakan bahwa bukti-bukti dari penelitian itu mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk memprioritaskan AS dalam penyelidikan tahap lanjut soal asal-usul COVID-19.
"WHO masih belum mengeluarkan cetak biru yang jelas untuk penyelidikan asal-usul virus corona tahap selanjutnya. AS harus menjadi prioritas utama dalam proses ini karena ada bukti bahwa virus tersebut telah beredar di negara itu beberapa bulan sebelum kasus pertama dan banyak laboratorium biologi rahasia," kata Guang seperti dikutip Global Times.
Dia juga mendorong WHO melacak orang-orang yang mengalami pneumonia di beberapa negara lain, seperti Italia dan Spanyol, dua tahun lalu sebelum wabah itu merebak di Wuhan.
Liang Wannian, ketua tim peneliti dari pihak China dalam penyelidikan bersama tim pakar dari WHO di Wuhan pada awal 2021, mengatakan penelitian selanjutnya harus merujuk pada kerangka riset dan metode pengurutan asal virus seperti yang dilakukan di China.
"WHO harus melakukan penelitian di negara-negara tempat ditemukan limbah, serum, jaringan manusia atau hewan atau swab dan sampel lainnya yang dinyatakan positif SARS-CoV-2 sebelum akhir 2019 untuk lebih memahami asal-usul virus di tempat-tempat tertentu yang memungkinkan penularan pada manusia," kata Wannian.
Beberapa penelitian mungkin telah diselesaikan sebagian atau didokumentasikan, kata dia menambahkan.
Sebelumnya WHO mendesak dilakukannya penyelidikan lagi di China untuk mengetahui lebih lanjut asal-usul COVID-19.
Namun China menolak penyelidikan itu karena pada penyelidikan sebelumnya tidak ada laporan WHO yang menyebutkan virus corona berasal dari laboratorium biologi di Wuhan.
Kasus pertama COVID-19 pertama kali ditemukan di Wuhan antara akhir 2019 hingga Januari 2020. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
-
Profil Carina Joe, Pahlawan Vaksin Covid-19 Raih Bintang Jasa Utama dari Presiden Prabowo
-
Alasan Covid Dimentahkan, Pengacara Roy Suryo Sebut Jawaban Kejagung soal Eksekusi Silfester Absurd
-
'Gangguan Jiwa' COVID-19: Riset Ungkap Tekanan Mental Akibat Kesepian saat Pandemi
-
Tersangka Korupsi Masker Covid-19, Eks Wabup Sumbawa Bakal Ditahan Polisi Hari Ini?
Terpopuler
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- KPK: Perusahaan Biro Travel Jual 20.000 Kuota Haji Tambahan, Duit Mengalir Sampai...
- Jangan Ketinggalan Tren! Begini Cara Cepat Ubah Foto Jadi Miniatur AI yang Lagi Viral
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
Pilihan
-
Rieke Diah Pitaloka Bela Uya Kuya dan Eko Patrio: 'Konyol Sih, tapi Mereka Tulus!'
-
Dari Anak Ajaib Jadi Pesakitan: Ironi Perjalanan Karier Nadiem Makarim Sebelum Terjerat Korupsi
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
Terkini
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern
-
Dari Kegelapan Menuju Cahaya: Bagaimana Operasi Katarak Gratis Mengubah Hidup Pasien
-
Jangan Sepelekan, Mulut Terbuka Saat Tidur pada Anak Bisa Jadi Tanda Masalah Kesehatan Serius!
-
Obat Sakit Gigi Pakai Getah Daun Jarak, Mitos atau Fakta?
-
Pilih Buah Lokal: Cara Asik Tanamkan Kebiasaan Makan Sehat untuk Anak Sejak Dini
-
Sinshe Modern: Rahasia Sehat Alami dengan Sentuhan Teknologi, Dari Stroke Hingga Program Hamil!