Suara.com - Celotehan masyarakat tentang keinginan merasakan kehidupan sebelum pandemi rupanya didengar juga oleh pemerintah.
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, kehidupan yang normal setelah pandemi COVID-19 dapat tercapai jika masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dan vaksinasi masif terus digalakkan.
"Masyarakat disiplin maka kehidupan bisa kembali normal. Dan menjadi Menteri Kesehatan ini seperti investasi akhirat saya nanti, ini waktunya bagi saya membantu masyarakat banyak dengan terjun langsung menangani pandemi," kata Menkes dikutip dari ANTARA.
Dalam webinar yang diadakan oleh SBM ITB Kampus Jakarta, Menkes menjadi pembicara utama dan Menkes Budi menceritakan bahwa ketika dia menerima penunjukan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Kesehatan, maka inilah saat baginya untuk berkontribusi kepada masyarakat setelah menjalani karier yang sukses sebagai CEO Bank Mandiri, Inalum, dan Wakil Menteri BUMN.
Budi juga memberikan pesan kepada para mahasiswa bahwa untuk menjadi sukses, maka memiliki ilmu saja tidak akan cukup dan diperlukan juga kebijaksanaan yang timbul dari pengalaman dan berinteraksi dengan orang banyak.
Budi juga mengusulkan adanya transformasi sistem kesehatan global agar masyarakat dunia dapat menanggulangi bencana pandemi yang dapat sewaktu-waktu muncul di masa depan.
"Kita memerlukan sistem kesehatan global, seperti IMF di ekonomi global, dengan mekanisme, tata kelola, dan partisipasi negara-negara di dunia. Dengan demikian, manakala ada pandemi lain muncul di masa depan, maka ada sistem funding yang selalu bisa diandalkan," kata Menkes Budi.
Terakhir, lanjut Budi, perlu dilakukan kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk juga dengan sektor swasta, startup, sekaligus membangun modal sosial di Indonesia.
"Do not underestimate the social capital in Indonesia. Masyarakat kita kalau berkolaborasi maka hasil akhirnya akan luar biasa," kata Budi.
Baca Juga: PeduliLindungi Identifikasi 18.394 Orang Positif COVID-19 Berkeliaran di Ruang Publik
Sementara itu, Direktur SBM ITB Kampus Jakarta, Dr Yudo Anggoro menjelaskan perkembangan kampus Jakarta sekaligus juga situasi kampus SBM ITB Jakarta yang mulai menerapkan perkuliahan hybrid sehingga mahasiswa mulai dapat belajar di kampus dengan protokol kesehatan yang ketat.
Dekan SBM ITB, Prof Utomo Sarjono Putro, juga kemudian memberikan sambutan dan menjelaskan beberapa inisiatif riset SBM ITB yang berhubungan dengan mitigasi dan penanganan pandemi COVID-19 yang bekerjasama dengan MRT Jakarta, Trans Jakarta, Gojek, Grab dan Kementerian Perhubungan.
Kolaborasi dengan berbagai institusi ini sejalan dengan keinginan ITB untuk ikut serta dalam menyelesaikan permasalahan bangsa dalam semangat "globally respected and locally relevant".
Sementara itu, Sekretaris Institut ITB, Prof Widjaja Martokusuma, mewakili Rektor ITB, Prof Reini Wirahadikusumah, menyampaikan apresiasi penanganan pandemi di Indonesia yang dipimpin oleh Menkes yang menunjukkan penurunan kasus secara signifikan dan karena itu juga mendapatkan pujian di forum G-20.
Berkat penurunan kasus tersebut, maka sejak Oktober 2021 ITB telah melaksanakan Perkuliahan Tatap Muka (PTM).
Acara Leadership Night merupakan acara tahunan yang dilakukan oleh SBM ITB Kampus Jakarta sebagai sarana untuk mendengarkan pandangan dari figur pemimpin dan pengambil kebijakan level nasional atas isu-isu yang tengah terjadi.
Berita Terkait
-
Alarm Kemanusiaan: 20 Anak di Sumenep Meninggal Akibat Campak, Menkes Turun Tangan
-
Waspada! Menkes Sebut Campak 18 Kali Lebih Menular dari COVID-19, KLB Mengancam Sejumlah Wilayah
-
Antrean Panjang, Menkes Targetkan 2027 Seluruh Provinsi Bisa Operasi Bypass Jantung
-
Tragedi Campak Madura: 17 Anak Meninggal, Dasco Telepon Menkes Tengah Malam!
-
Satu Desa di Sukabumi Bakal Diberi Obat Cacing, Menkes Budi: Balita Raya Meninggal Bukan Cacingan!
Terpopuler
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Bukan Denpasar, Kota Ini Sebenarnya Yang Disiapkan Jadi Ibu Kota Provinsi Bali
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
- Tinggi Badan Mauro Zijlstra, Pemain Keturunan Baru Timnas Indonesia Disorot Aneh Media Eropa
Pilihan
-
6 Stadion Paling Angker: Tempat Eksekusi, Sosok Neti hingga Suara Misterius
-
Shell, Vivo Hingga AKR Bungkam Usai 'Dipaksa' Beli BBM dari Pertamina
-
Drama Stok BBM SPBU Swasta Teratasi! Shell, Vivo & BP Sepakat 'Titip' Impor ke Pertamina
-
Gelombang Keracunan MBG, Negara ke Mana?
-
BUMN Tekstil SBAT Pasrah Menuju Kebangkrutan, Padahal Baru IPO 4 Tahun Lalu
Terkini
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional